JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dijadwalkan tetap menerima penghargaan negarawan dunia 2013 atau "World Statesman Award" dari Appeal of Conscience Foundation (ACF) meskipun mendapatkan kritik keras dari banyak pihak.
"Masih sesuai jadwal," kata anggota Staf Khusus Presiden bidang Luar Negeri Teuku Faizasyah di Kementerian Pertahanan, Jakarta, Jumat (17/5/2013).
Faizasyah mengatakan, setiap orang berhak mengkritik rencana pemberian penghargaan tersebut karena hal itu bagian dari demokrasi. Hanya saja, kata dia, publik perlu melihat bahwa ACF adalah organisasi independen. Kajian dan penilaian atas dasar pertimbangan mereka.
"Apresiasi diberikan secara utuh kepada keberhasilan Bapak Presiden membangun kesejahteraan rakyat, memajukan demokrasi, dan menciptakan kawasan yang stabil. Beliau juga tercatat sebagai salah satu negarawan yang memajukan dialog antar-peradaban dan kebudayaan. Jadi, kita melihat mereka menilai secara utuh dan juga tidak ada sesuatu yang perlu diragukan sebenarnya," ujarnya.
Faizasyah mengatakan, penghargaan ini telah melalui proses penilaian yang sangat panjang, kurang lebih sejak September tahun lalu. Ia mempersilakan pihak-pihak yang berkeberatan atas penghargaan itu untuk menanyakan proses penilaian tersebut kepada institusi pemberi penghargaan.
Salah satu kritik terhadap pemberian penghargaan itu disampaikan oleh Romo Franz Magnis Suseno. Dalam suratnya kepada ACF, Magnis menyatakan bahwa selama 8,5 tahun kepemimpinan Presiden Yudhoyono, kaum minoritas Indonesia justru berada dalam situasi tertekan. Presiden bahkan tidak pernah memberikan seruan sepatah kata pun kepada rakyatnya untuk menghormati hak-hak kaum minoritas.
Presiden direncanakan bertolak ke New York, Amerika Serikat, dalam rangka melaporkan hasil pertemuan panel tingkat tinggi pembangunan pasca-2015 kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa. Di sela-sela acara tersebut, Presiden SBY akan menerima penghargaan World Statesman Award pada 30 Mei 2013.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.