Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKS: Motivasi KPK Bawa Brimob Itu Apa?

Kompas.com - 15/05/2013, 15:08 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Indra, menyayangkan sikap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang membawa anggota Brimob saat mendatangi Kantor DPP PKS di Jakarta Selatan, Rabu (15/5/2013). Menurutnya, sikap KPK itu akan menuai pertanyaan besar di benak masyarakat.

"Motivasi (KPK) membawa Brimob itu apa alasannya? Itu sebuah keanehan karena kita sangat terbuka," kata Indra saat dihubungi, Rabu.

Anggota Komisi III DPR ini menyampaikan, padahal pihaknya telah menyiapkan karangan bunga dan membentangkan beberapa spanduk dalam rangka menyambut kedatangan penyidik KPK. Hal-hal itu dianggapnya sebagai wujud keterbukaan dan reaksi kooperatif menyikapi rencana KPK yang akan menyita beberapa aset milik mantan Presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaaq, di Kantor DPP PKS.

Meski demikian, Indra enggan menuai polemik dari kejadian ini. Baginya, kedatangan tim penyidik KPK bersama anggota Brimob merupakan bentuk silaturahim antara penegak hukum dan partainya.

"Jadi publik akan bertanya-tanya dan menilai ngapain bawa Brimob. Tapi ya hitung-hitung bersilaturahim, mungkin suatu hari bisa bergabung bersama PKS," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, belasan penyidik KPK mendatangi Kantor DPP PKS di Jakarta, Rabu (15/5/2013) sekitar pukul 11.30. Belasan penyidik KPK, didampingi sekitar 10 anggota Brimob, datang menggunakan 7 mobil.

Setibanya di Kantor DPP PKS, penyidik dan anggota Brimob langsung diterima oleh pengurus partai dakwah tersebut. Pihak KPK dan PKS pun terlihat dalam pembicaraan serius.

Kedatangan penyidik KPK bertujuan, antara lain, menyita enam mobil yang sebelumnya telah disegel, yakni VW Caravelle berplat B 948 RFS, Mazda CX 9 berplat B 2 RFS, Toyota Fortuner berplat B 544 RFS, Mitsubishi Grandis berplat B 7476 UE, serta Nissan Navara dan Pajero Sport.

Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera mengaku telah menyiapkan montir guna menyambut rencana KPK menyita mobil tersebut. Hal ini lantaran ada salah satu mobil yang mogok akibat jarang dipakai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

    TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

    Nasional
    Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

    Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

    Nasional
    Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

    Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

    Nasional
    Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

    Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

    Nasional
    Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

    Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

    Nasional
    Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

    Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

    Nasional
    Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

    Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

    Nasional
    Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

    Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

    Nasional
    Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

    Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

    Nasional
    Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

    Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

    Nasional
    Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

    TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

    Nasional
    Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

    Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

    Nasional
    Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

    Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

    Nasional
    Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

    Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com