Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penembakan Teroris Bukan Pelanggaran HAM

Kompas.com - 11/05/2013, 14:11 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Badan Nasional Pemberantasan Terorisme Ansyad Mbai menilai, adanya penangkapan teroris pada pekan ini yang berujung dengan tewasnya tujuh orang terduga teroris bukanlah merupakan pelanggaran HAM berat.

"Dalam penanganan terorisme, kita perlu teliti ya melihat pelanggaran HAM. Kalau pelanggaran HAM itu (dilihat) dalam artian pengertian umum, maka tugas kepolisian itu melanggar HAM," kata Ansyad di Jakarta, Sabtu (11/5/2013).

Dirinya menuturkan, publik perlu membedakan tindakan pelanggaran HAM berat dengan upaya penegakan hukum. Menurutnya, yang termasuk di dalam pelanggaran HAM berat seperti pembunuhan masal (genosida), ethnic cleansing, dan kekerasan terstruktur secara masif oleh negara. Sementara dalam kasus penangkapan terduga teroris, menurutnya, merupakan bagian dari upaya penangkapan penjahat.

"Kalau menangkap teroris dihajar dengan tembakan, dihajar dengan bom. Nah sekarang gimana menangkap orang yang menggunakan senjata dan bom di badannya, apakah dengan cium pipi kanan dan pipi kiri? Enggak jalan. Imbauan persuasif itu nonsense," tegasnya.

Ansyad menambahkan, dirinya menyayangkan adanya upaya kelompok-kelompok tertentu yang meminta agar Densus 88 dibubarkan. Seharusnya, yang harus dibubarkan itu bukanlah Densus 88, melainkan seluruh kelompok radikal yang menjadi otak di balik terjadinya serangkaian kasus terorisme. Menurutnya, ada kepentingan politis di balik permintaan pembubaran Densus 88 tersebut.

"Yang (seharusnya) kita bubarkan itu kelompok radikal yang menginspirasi teroris, kok yang melawan teroris kita bubarkan. Itu terbalik itu untuk kepentingan politik. Hanya mencari popularitas," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

    Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

    Nasional
    Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

    Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

    Nasional
    Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

    Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

    Nasional
    Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

    Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

    Nasional
    MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

    MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

    Nasional
    Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

    Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

    Nasional
    Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

    Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

    Nasional
    Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau 'Ge-er'

    Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau "Ge-er"

    Nasional
    Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

    Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

    Nasional
    Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Nasional
    Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

    Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

    Nasional
    JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin 'Merampok'

    JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin "Merampok"

    Nasional
    Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

    Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

    Nasional
    Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

    Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

    Nasional
    Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

    Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com