Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 10/05/2013, 20:44 WIB
|
EditorHindra

JAKARTA, KOMPAS.com – Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri kini tengah memburu Autat Rawa yang disebut sebagai pentolan teroris wilayah Sulawesi. Autat Rawa terkait Santoso, buronan teroris Poso yang paling dicari Detasemen berlambang burung hantu itu.

Kedua orang ini diduga terkait dengan puluhan terduga teroris yang ditangkap di sejumlah lokasi beberapa waktu lalu. Namun, berbeda dengan Santoso, nama Autat Rawa baru muncul belakangan ini. Siapakah Autat Rawa?

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal (Pol) Boy Rafli Amar menjelaskan, Autat dan Santoso diduga memiliki peranan yang sama.

“Sama, cuma dia lebih banyak berkegiatan waktu itu di Sulawesi Selatan, ya. Diduga dalam pelariannya dari Poso itu, banyak juga terkait aktivitas di Sulsel,” terang Boy di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (10/5/2013).

Dalam penyelidikan kepolisian, nama Autat Rawa muncul setelah Densus 88 meringkus teroris  di Enrekang, Sulawesi Selatan beberapa bulan lalu. Namanya pun kembali muncul dalam penangkapan setelahnya di Sulawesi Selatan.

“Jadi itu, di situlah muncul nama itu. Ya, memang sejak dari itu sudah menjadi pencarian kita juga,” kata Boy.

Kepolisian menduga Autat Rawa pernah ikut dalam pelatihan militer di Poso bersama Santoso dan memimpin kelompok Mujahidin Indonesia Timur. Mereka diduga masih saling kontak untuk membangun sel terorisme baru yang menyebar dari wilayah Sulawesi hingga Jawa Tengah dan Jawa Barat.

Sebelumnya, Densus 88 melakukan penangkapan di sejumlah lokasi sejak Selasa (7/5/2013). Lokasi tersebut antara lain Jakarta, Tangerang Selatan, Bandung, Kendal, Kebumen, dan Lampung. Total terduga teroris yang diringkus hingga saat ini sebanyak 24 orang, dan 7 orang di antaranya tewas. Kelompok pimpinan Abu Roban ini juga diketahui terkait Abu Omar, pemasok senjata api dari Filipina.

Menurut Boy, mereka merupakan wajah baru atau belum diketahui terlibat dalam aksi teror. Keterlibatan mereka yakni ikut mengumpulkan dana untuk aksi teror.

Mereka telah beraksi  merampok Bank BRI Batang, BRI Grobokan, BRI lampung, BRI Bandung, toko emas di Tambora, Jakarta Barat, kantor pos dan giro Bandung, serta percobaan pembakaran di Pasar Glodok, Jakarta Pusat.
 
Total hasil rampokan mereka di Bank BRI Batang, Grobokan, dan Lampung mencapai Rp 1,8 miliar. Uang itu diduga telah digunakan untuk membeli bahan peledak, operasional dalam merencanakan aksi teror, dan melakukan pelatihan teror. Selain itu juga diduga telah digunakan untuk mendanai aksi teror di Poso.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Tegaskan Larangan Hanya untuk Pejabat, Istana: Masyarakat Umum Bebas Buka Puasa Bersama

Tegaskan Larangan Hanya untuk Pejabat, Istana: Masyarakat Umum Bebas Buka Puasa Bersama

Nasional
Ungkit Pidato Megawati, Politisi PDI-P Tak Lihat Peluang Prabowo Bakal Diusung sebagai Capres

Ungkit Pidato Megawati, Politisi PDI-P Tak Lihat Peluang Prabowo Bakal Diusung sebagai Capres

Nasional
Petakan Potensi Ancaman IKN, Kodam Mulawarman Deteksi Ada 42 Kelompok Berpaham Radikalisme

Petakan Potensi Ancaman IKN, Kodam Mulawarman Deteksi Ada 42 Kelompok Berpaham Radikalisme

Nasional
Belum Lolos Verifikasi, Prima Sudah Siapkan Caleg untuk Pemilu 2024

Belum Lolos Verifikasi, Prima Sudah Siapkan Caleg untuk Pemilu 2024

Nasional
Ajarkan Zakat hingga Wakaf, Dompet Dhuafa Kirimkan 24 Dai Ambassador ke Berbagai Negara

Ajarkan Zakat hingga Wakaf, Dompet Dhuafa Kirimkan 24 Dai Ambassador ke Berbagai Negara

Nasional
Istana: Larangan Bukber Tak Berlaku bagi Masyarakat Umum

Istana: Larangan Bukber Tak Berlaku bagi Masyarakat Umum

Nasional
Bela Puan, Politisi PDI-P Anggap Meme BEM UI Kejar Sensasi dan Kontroversi

Bela Puan, Politisi PDI-P Anggap Meme BEM UI Kejar Sensasi dan Kontroversi

Nasional
Hadiri UN 2023 Water Conference, Menteri PUPR Sampaikan Komitmen Water Action Agenda

Hadiri UN 2023 Water Conference, Menteri PUPR Sampaikan Komitmen Water Action Agenda

Nasional
Gerindra Klaim Dua 'Tanda Baik' Prabowo Bakal Jadi Presiden 2024

Gerindra Klaim Dua "Tanda Baik" Prabowo Bakal Jadi Presiden 2024

Nasional
Nasdem Usul Deklarasi Koalisi Perubahan Tak Dilakukan pada Ramadhan

Nasdem Usul Deklarasi Koalisi Perubahan Tak Dilakukan pada Ramadhan

Nasional
Peringatan Firli di Depan Kepala Daerah agar Tidak Korupsi Dinilai Kurang Tegas

Peringatan Firli di Depan Kepala Daerah agar Tidak Korupsi Dinilai Kurang Tegas

Nasional
Update 23 Maret 2023: Kasus Covid-19 Bertambah 304 dalam Sehari, Totalnya Jadi 6.742.814

Update 23 Maret 2023: Kasus Covid-19 Bertambah 304 dalam Sehari, Totalnya Jadi 6.742.814

Nasional
Tiada Kegentingan yang Memaksa, BEM UI: Pengesahan Perppu Cipta Kerja Kelabui Konstitusi

Tiada Kegentingan yang Memaksa, BEM UI: Pengesahan Perppu Cipta Kerja Kelabui Konstitusi

Nasional
Nasdem Klaim Dukungan 3 Parpol untuk Anies Sudah Bulat, Minta Publik Tak Ragu

Nasdem Klaim Dukungan 3 Parpol untuk Anies Sudah Bulat, Minta Publik Tak Ragu

Nasional
ASN Langgar Netralitas di Tahun Politik Bisa Disanksi Potong Tukin dan Diberhentikan

ASN Langgar Netralitas di Tahun Politik Bisa Disanksi Potong Tukin dan Diberhentikan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke