Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Upaya Penyitaan Mobil PKS Versi KPK

Kompas.com - 08/05/2013, 06:02 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) gagal menyita lima mobil di kantor Dewan Pimpinan Pusat Partai Keadilan Sejahtera hingga Selasa (7/5/2103) malam. Upaya penyitaan sudah dilakukan sejak Senin (6/5/2013) malam, yang akhirnya hanya bisa melakukan penyegelan kelima mobil itu. KPK menyatakan penyitaan tak terlaksana karena dihalangi petugas keamanan kantor partai tersebut.

"Penyidik, demi keamanan bersama, tidak melakukan penyitaan, akhirnya hanya menyegel," kata Juru Bicara KPK Johan Budi di Jakarta, Selasa (7/5/2013). Dia menuturkan, Senin (6/5/2013), tim penyidik KPK mendatangi kantor DPP PKS sekitar pukul 20.00 WIB dengan membawa surat perintah penyitaan.

Saat itu, penyidik juga membawa saksi Ahmad Zaky ke DPP PKS. Dari saksi inilah, penyidik mendapatkan informasi bahwa VW Caravelle yang dicari-cari KPK terkait kasus dugaan suap dalam penetapan kuota impor sapi berada di kantor DPP PKS.

"Kami mendapatkan informasi, saat diperiksa kami konfirmasikan ke Zaky, dia informasikan yang VW Caravelle ada di DPP (PKS)," tutur Johan. Namun, setibanya di kantor DPP PKS, Zaky malah kabur dengan melompati pagar kantor DPP. Penyidik KPK sempat berusaha mengejar Zaky, tetapi gagal.

Tim penyidik lantas kembali masuk ke halaman DPP PKS dan menemui petugas yang berjaga di sana. Kepada petugas, tim penyidik menunjukkan identitas dan surat perintah penyitaan. Namun, menurut Johan, sang petugas melarang penyidik menyita lima mobil tersebut, bahkan diwarnai perdebatan panjang selama sekitar satu jam.

Menjelang pukul 24.00 WIB, suasana dinilai tak lagi kondusif dengan sejumlah orang yang berjaga di kantor tersebut mulai berteriak-teriak. "Kami berusaha persuasif, tapi penjaga di sana tidak kooperatif, tidak mengizinkan penyidik membawa mobil-mobil itu," tutur Johan.

Akhirnya, dengan alasan demi keamanan bersama, penyidik KPK menghentikan upaya penyitaan tersebut. Penyidik memutuskan hanya menyegel kelima mobil dengan pita yang disusulkan oleh penyidik lain KPK.

Hari kedua

Upaya penyitaan kembali dilakukan penyidik KPK, Selasa (7/5/2013) siang. Namun, lagi-lagi upaya itu gagal terlaksana karena pintu kantor DPP PKS dikunci sehingga penyidik KPK tak bisa masuk.

Selain itu, ujar Johan, ada puluhan orang berjaga di kantor tersebut. Lantas, karena kondisi tetap tak kondusif, penyidik pun kembali memutuskan tak melakukan penyitaan dan berputar arah kembali ke KPK.

Lima mobil yang diburu KPK ini diduga berkaitan erat dengan mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq, tersangka korupsi kuota impor daging sapi dan kasus pencucian uang. Kelima mobil itu adalah VW Carravelle, Mazda CX9, Fortuner B 544, Mitsubishi Pajero Sport, dan Nissan Navara. "KPK tentu punya bukti bahwa mobil-mobil yang tadi disebutkan itu berkaitan dengan LHI," tegas Johan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Usai Jadi Presiden Terpilih, Prabowo dan Gibran Temui Jokowi di Istana

    Usai Jadi Presiden Terpilih, Prabowo dan Gibran Temui Jokowi di Istana

    Nasional
    AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

    AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

    Nasional
    Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

    Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

    Nasional
    Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

    Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

    Nasional
    AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

    AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

    Nasional
    Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

    Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

    Nasional
    Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

    Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

    Nasional
    Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

    Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

    Nasional
    Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

    Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

    Nasional
    AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

    AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

    Nasional
    Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

    Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

    Nasional
    Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

    Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

    Nasional
    PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

    PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

    Nasional
    Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

    Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

    Nasional
    Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

    Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com