Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Latihan untuk Menguji Kesiapan

Kompas.com - 03/05/2013, 02:59 WIB

Madura, Kompas - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengingatkan bahwa latihan perang merupakan sarana untuk menguji tingkat kemampuan persenjataan. Ia mengakui, kekuatan pertahanan Indonesia masih tertinggal jauh.

”Mari kita lihat sejauh mana memadainya persenjataan kita. Kalau dalam rapat dengar pendapat, itu tidak kelihatan. Kalau sudah di lapangan, baru kelihatan, mana yang kurang dan mana yang tidak,” kata Presiden, Kamis (2/5), di atas KRI Makassar-590 yang sedang berada di perairan Madura, Jawa Timur.

Yudhoyono menanggapi pemaparan Latihan Gabungan TNI 2013 yang disampaikan Panglima Komando Gabungan Latgab 2013 Letjen Munir. Acara ini juga dihadiri para pejabat, antara lain Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, Kepala Polri Jenderal (Pol) Timur Pradopo, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, dan Gubernur Jatim Soekarwo.

Menurut Yudhoyono, saat ini Indonesia memiliki kemampuan untuk meningkatkan kemampuan persenjataan yang tertinggal paling tidak selama 20 tahun. ”Sistem persenjataan kita harus bisa mengimbangi negara lain, bahkan melebihinya,” ujarnya.

Ia mencontohkan, Indonesia tertinggal dalam kepemilikan pesawat Hercules, tank, dan pesawat tempur. ”Negara tetangga kita memiliki hingga puluhan Hercules, masak kita hanya punya belasan Hercules. Selain itu, masak kita tak punya tank modern,” ujar Yudhoyono.

Ia pun meminta semua pihak mendukung program peningkatan sistem persenjataan sehingga persenjataan Indonesia memenuhi standar minimal yang diakui dunia.

Presiden berpesan kepada Munir agar selama latihan, aspek logistik mendapat perhatian besar. Logistik dalam arti luas, yang mencakup bahan bakar, kendaraan, hingga amunisi, menentukan keberhasilan dalam pertempuran. Menurut Yudhoyono, sejauh pengalamannya saat masih aktif sebagai tentara, kesiapan logistik kerap terabaikan.

”Setelah pasukan diterjunkan, lalu mana kendaraannya, mana mortirnya,” ucapnya.

Munir menyampaikan, latihan gabungan melibatkan 13.294 tentara. Lokasi utama latihan berada di Tarakan (Kalimantan Timur) dan Bima (Nusa Tenggara Barat). Dalam skenario latihan, kedua daerah itu diserang oleh negara lain yang berada di utara Kalimantan.

Presiden menyaksikan formasi kapal perang serta sesi latihan menembak pada pagi dan sore. Pada latihan sore pukul 14.30, KRI Sultan Iskandar Muda-367 menembakkan rudal Exocet MM40 dan KRI Abdul Halim Perdana Kusuma-355 menembakkan rudal C802. Dua kapal perang itu meluncurkan rudal ke sasaran yang berjarak 36 kilometer dari KRI Makassar-590. Sasaran berupa kapal pendarat tank yang sudah tua dan tak dipakai. Torpedo SUT juga ditembakkan dari kapal selam KRI Cakra-401 dalam latihan sore.

Latihan gabungan disaksikan pula oleh Wakil Presiden Boediono. Rombongan Wapres naik KRI Surabaya-591. Jumat dini hari, Presiden dan Wapres akan naik kendaraan angkut LVT-7 untuk melakukan pendaratan dari kapal ke Pantai Banongan, Asembagus, Situbondo, Jatim. (Ato)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com