Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Bambang Soesatyo Diperiksa KPK Sembilan Jam

Kompas.com - 02/05/2013, 07:05 WIB
Suhartono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -  Vokalis dalam kasus Bank Century di DPR, Bambang Soesatyo, belum lama ini diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di salah satu ruang pemeriksaan lembaga tersebut di lantai 8 Gedung KPK di Jalan Rasuna Said, Jakarta.

Pemeriksaan yang berlangsung sembilan jam lamanya di gedung tersebut, Bambang bersama beberapa anggota DPR lainnya menjadi saksi dalam kasus korupsi simulator untuk terdakwa mantan Kepala Korps Lalu Lintas Kepolisian Negara RI Djoko Susilo. Inilah pandangan matanya selama pemeriksaan.

"Hanya 2 x 2 meter luas ruangan pemeriksaan itu. Jangan bandingkan dengan ruang pemeriksaan seperti di film-film Holywood yang luas dan memiliki kaca dua arah. Sedemikian sempitnya ruangan pemeriksaan di KPK, sampai-sampai kita bisa mendengar pemeriksaan yang berlangsung di ruangan lainnya di lantai itu, yang memang digunakan untuk pemeriksaan," awalnya dalam kesaksiannya.

Bambang mengaku sempat menghitung. "Sepanjang berjalan dari ruang tunggu menuju ke ruang pemeriksaan, ada belasan ruang pemeriksaan di lantai 8 tersebut, yang diberi nomor berurutan dari 01 sampai belasan. Setiap ruangan dipisahkan partisi sederhana dari triplek yang diplitur. Sebagian kacanya gelap," tambahnya.

Ruang pemeriksaannya, lanjut Bambang, memiliki jendela dengan pemandangan gedung Bakrie Tower yang berwarna hitam seperti ular meliuk.

"Dari langit-langit, menjulur mikrofon tua berukuran besar, persis mikrofon yang sering kita lihat menjelang pertarungan tinju di ring profesional. Mikrofon itulah yang merekam pembicaraan petugas dengan terperiksa. Saya berharap mikrofon itu bekerja dengan baik agar pembicaraan bisa terekam dengan baik sehingga fakta yang dikumpulkan KPK benar-benar akurat," paparnya.

Namun, di bagian atas kanan-kiri belakang penyidik terlihat dua buah kamera yang juga sudah ketinggalan modelnya. Tentu, kamera itu bertujuan untuk mengawasi terperiksa dari dua sudut. Tampak pula jam digital di dinding pemeriksaan yang berwarna merah.

Sebuah meja diletakkan di tengah. Satu kursi untuk penyidik, dan ada dua kursi beroda yang menghadap pemeriksa, terlihat sudah agak rusak untuk mereka yang diperiksa. Kesannya menjadi sesak dan kuno di ruangan itu. "Ya, beginilah, mas Bambang," tutur penyidik polisi itu seakan paham apa yang ada di pikirannya.

Ia pun menambahkan, "Kondisi Kantor KPK memang seadanya. Makanya, kami berharap dukungan DPR untuk anggaran Gedung KPK."

Bambang pun berujar, "Saya semakin paham dengan pernyataan itu. Kita ingin KPK yang kuat, tegak lurus dan bebas intervensi dengan gedung dan ruang pemeriksaan yang memadai. Kita juga ingin KPK dengan kewenangan luar biasa itu, pandai memilah perkara agar memenuhi harapan publik sebagaimana diamanatkan undang-undang. Sebab, seekor elang Rajawali tidak perlu mencengkram seekor lalat." 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Nasional
Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Nasional
Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Nasional
Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Nasional
Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Nasional
Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Nasional
Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Nasional
Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Nasional
Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Nasional
Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Nasional
[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

Nasional
Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

Nasional
Soal Perpanjangan Kontrak Shin Tae-yong, Menpora: Prinsipnya Kami Ikuti PSSI

Soal Perpanjangan Kontrak Shin Tae-yong, Menpora: Prinsipnya Kami Ikuti PSSI

Nasional
Soal Potensi Jadi Ketum Golkar, Bahlil: Belum, Kita Lihat Saja Prosesnya

Soal Potensi Jadi Ketum Golkar, Bahlil: Belum, Kita Lihat Saja Prosesnya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com