Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

135.000 Buruh Akan Demo Tolak Upah Murah

Kompas.com - 26/04/2013, 11:01 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) akan mengerahkan sekitar 135.000 buruh untuk melakukan aksi demo pada Hari Buruh Sedunia 1 Mei nanti. Aksi mereka akan menuntut kenaikan upah buruh dan menghapuskan sistem tenaga alih daya (outsourcing).

Presiden KSPI Said Iqbal mengatakan, para buruh ini akan memperjuangkan empat tuntutan utama, khususnya yang berkaitan dengan buruh. "Kami akan menuntut tolak upah murah, perbaiki sistem jaminan sosial, hapus sistem outsourcing di ranah BUMN, dan tolak kenaikan bahan bakar minyak (BBM)," kata Said saat konferensi pers di Jakarta, Kamis (25/4/2013).

Said menambahkan, sebenarnya pihaknya akan mengerahkan sekitar 200.000 buruh pada aksi demo nanti. Namun, hingga saat ini, baru siap sekitar 135.000 buruh.

Aksi demo ini nanti akan berpusat di Istana Presiden dan enam kementerian, yaitu Kementerian Keuangan, Kementerian BUMN, Kementerian Perekonomian, Kementerian Kesehatan, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, serta Kementerian Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat.

"Tuntutan upah murah merupakan prioritas utama perjuangan kami," tambahnya.

Seperti diberitakan, KSPI menilai upah buruh di Indonesia merupakan yang terendah se-ASEAN. Upah buruh di Indonesia hanya lebih baik dibanding Kamboja dan Vietnam. Data tersebut merupakan data statistik upah minimum di Asia dan sekitarnya pada 2012. Data ini membandingkan jumlah upah buruh di negara kawasan ASEAN.

"Upah buruh di Indonesia masih terendah se-ASEAN. Kami dengan tegas menolak upah murah yang ada saat ini," tambah Said.

Nilai upah minimum bulanan di Indonesia tahun 2012 hanya 161,3 dollar AS per bulan. Jumlah upah tersebut masih kalah dengan Thailand yang sudah memberi upah buruh sebesar 283,54 dollar AS per bulan.

Melalui data yang diperoleh KSPI, upah minimum negara Asia dan sekitarnya, khususnya Indonesia, masih jauh tertinggal dibanding Australia yang sudah mencapai 3.901,89 per bulan yang disusul dengan Selandia Baru sebesar 2.620,09 dollar AS per bulan dan Jepang 2.560,72 dollar AS per bulan. Untuk jaminan sosial, lebih dari 100 juta jiwa masyarakat belum tertutup sebagai peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) pada 1 Januari 2014.

Berdasarkan data pada 2012, hanya tercatat 151.548.981 jiwa dari 251.857.940 jiwa penduduk Indonesia yang terjamin dalam program BPJS. Jumlah tersebut di antaranya peserta Askes PNS sebesar 17,2 juta jiwa, TNI Polri 2,2 juta jiwa, peserta Jamkesmas 76,4 juta jiwa, peserta JPK Jamsostek 5,6 juta jiwa, peserta Jamkesda 31,9 juta jiwa, jaminan perusahaan 15,3 juta jiwa, dan peserta askes komersial 2,8 juta jiwa. "Pemerintah hanya menaikkan coverage bagi orang miskin sebesar 10 juta, dari 76 juta menjadi 86 juta jiwa," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com