Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demokrat: Ada "Reward and Punishment"

Kompas.com - 26/04/2013, 08:42 WIB
Tomy Trinugroho A.

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Departemen Pemajuan dan Perlindungan HAM DPP Partai Demokrat, Rachland Nashidik, yakin, meski bersifat darurat, kepengurusan baru Demokrat akan mampu melaksanakan tugas dengan baik. Kepengurusan baru partai itu dinilainya telah menerapkan reward and punishment.

"Kepengurusan baru Demokrat merefleksikan mulai berlakunya reward and punishment dalam rangka penegakan etika partai. Kami memang belum bisa menjejak gas secara penuh, tetapi tradisi penegakan etika sudah kembali dimulai," tutur Rachland, Jumat (26/4/2013) pagi, di Jakarta. Rachland sebelumnya menjabat sebagai Sekretaris Departemen Pemajuan dan Perlindungan HAM.

Menurut dia, bagaimana pun, kepengurusan baru Demokrat bersifat darurat. "Duduknya SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) di kursi ketua umum merefleksikan kondisi darurat," kata Rachland,

Dalam struktur baru Demokrat, ada lima wakil ketua umum. Selain Jhonny Allen Marbun dan Max Sopacua, tiga nama baru adalah Nurhayati Ali Assegaf, Soekarwo, dan Agus Hermanto.

Wakil Sekretaris Jenderal, Saan Mustopa, menilai, kepengurusan baru Partai Demokrat merefleksikan semangat partai untuk menyatukan semua potensi yang ada. Demokrat memerlukan soliditas dan kebersamaan agar dapat memenangi pemilu mendatang.

"Saya kira, partai melihat semua kader adalah potensi dan harus diberi ruang sehingga kinerja partai menjadi maksimal," kata Saan Mustopa

Dalam kepengurusan baru partai, Saan tetap menjabat sebagai wakil sekretaris jenderal. Anggota Fraksi Demokrat ini juga masuk dalam daftar calon anggota legislatif yang diajukan Demokrat pada pemilu 2014.

Menurut Saan, kepengurusan baru diharapkan mampu memulihkan kepercayaan publik. "Orang-orang yang duduk dalam kepengurusan pun harus bekerja keras dan menjaga agar partai tidak melakukan yang tidak bertentangan dengan keinginan publik," paparnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

Nasional
Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Nasional
Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

Nasional
Gibran Minta Petuah Saat Sowan ke Wapres Ma'fuf Amin

Gibran Minta Petuah Saat Sowan ke Wapres Ma'fuf Amin

Nasional
Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, TKN: Daripada Capek-capek PTUN

Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, TKN: Daripada Capek-capek PTUN

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com