JAKARTA, KOMPAS.com — Selama hampir 9 tahun menjabat sebagai kepala negara, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah mendapatkan setidaknya tujuh gelar honoris causa. Gelar non-akademis itu diberikan atas peran Presiden SBY di berbagai bidang, mulai dari pertanian, ekonomi, hukum, hingga politik.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, honoris causa adalah gelar yang diberikan kepada seseorang oleh perguruan tinggi sebagai penghormatan atas jasa-jasanya yang luar biasa dalam bidang ilmu atau dalam bidang kemasyarakatan.
Pada 2005, Presiden menerima dua gelar honoris causa. Gelar pertama didapat dari Universitas Webster, Inggris, untuk bidang hukum. Sedangkan gelar kedua datang dari Universitas Thammasat, Thailand, untuk bidang politik.
Pada 21 September 2006, Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat, memberikan gelar honoris causa di bidang pembangunan pertanian berkelanjutan kepada Kepala Negara. Penghargaan ini diberikan atas komitmen dan peran Presiden terkait upaya pembangunan pertanian modern yang berkelanjutan.
Selang dua bulan, tepatnya 27 November 2006, Presiden kembali mendapatkan gelar honoris causa. Kali ini dari Universitas Keio, Jepang. "Karena kontribusinya yang besar dalam membawa kestabilan politik dan ekonomi negaranya, serta menjadi figur pemimpin yang menonjol di kawasan Asia Timur dan mempunyai andil dalam mempererat hubungan Jepang dan Indonesia, maka Universitas Keio melalui Fakultas Manajemen Kebijakan memberi gelar kehormatan Doktor Honoris Causa bidang Pemerintahan dan Media kepada Susilo Bambang Yudhoyono," ujar siaran pers universitas tersebut.
Gelar honoris causa kelima diterima Presiden dari Universitas Tsinghua, Beijing, China, pada 23 Maret 2013. Gelar honoris causa bidang ekonomi diberikan atas keberhasilan Presiden dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang impresif. Politisi Demokrat ini juga dipandang berhasil mendorong kerja sama strategis antara China dan Indonesia, serta mengembangkan keamanan di kawasan ASEAN.
Selanjutnya, pada 19 Desember 2012, Universiti Utara Malaysia menganugerahi gelar honoris causa sebagai Pemimpin Perdamaian kepada Presiden. Gelar ini diberikan langsung oleh Raja Malaysia Yang di-Pertuan Agong di Istana Negara Malaysia, Kuala Lumpur.
Atas penghargaan dari Malaysia ini, Presiden menyatakan, "Saya juga merasa bangga dapat bergabung dengan sederetan tokoh penting seperti Margaret Thatcher, Tun Dr Mahatir Muhammad, dan Tun Abdullah Badawi yang telah mendapatkan penghargaan serupa."
Pada 2013, giliran Rajaratnam School of International Studies (RSIS), Nanyang Technological University, Singapura, yang memberikan gelar honoris causa. Kali ini, Kepala Negara memperoleh gelar honoris causa di bidang kepemimpinan dan pelayanan publik. Penghargaan ini diberikan di sela kunjungan Presiden ke Singapura, 22 April 2013.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.