JAKARTA, KOMPAS.com — Tidak seperti partai-partai lain yang sudah mengambil persiapan menuju Pilpres 2014, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) hingga kini masih "adem ayem". PKS belum mempersiapkan capres dan tak berniat menggelar konvensi seperti yang dilakukan Partai Demokrat dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
"Nggak ada sejarahnya PKS pakai konvensi. Konvensi itu kan seperti mendaftar, ada ambisinya. Jadi, ambisi itu yang berbahaya," ujar Sekretaris Jenderal PKS Taufik Ridho di Jakarta, Senin (22/4/2013).
Oleh karena itu, kata Ridho, istilah ambisi itu tidak dikenal dalam tradisi partainya. Yang ada, lanjutnya, adalah obsesi. "Kalau ambisi, kepentingan pribadinya lebih dominan daripada kepentingan umum, sedangkan obsesi, dia lebih mementingkan masyarakat daripada individunya," imbuhnya.
Taufik menjelaskan, PKS saat ini masih menunggu hasil pemilihan legislatif (pileg) 2014 mendatang. PKS memiliki target masuk tiga besar dalam pileg. Setelah itu, penggodokan capres baru akan dilakukan. Mekanisme penetapan capres nantinya akan digodok oleh Majelis Syuro yang berisi 99 kader PKS perwakilan daerah.
"Nantinya, akan ada sistem musyawarah mufakat di sana. Kalau tidak bulat, akan dilakukan voting. Kalau voting ternyata 50:50, nanti dipilih kandidat di mana Ketua Majelis Syuro memilih, jadi bobotnya ada di Ketua Majelis Syuro," tutur Taufik.
Dia juga mengatakan, saat ini, partai masih melihat perkembangan pembahasan RUU Pilpres di DPR. Jika ternyata nantinya tidak ada perubahan, PKS akan menerapkan mekanisme seperti yang sudah ditetapkan dalam peraturan partai, yakni penetapan Majelis Syuro.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.