Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PPP Pernah "Rayu" Yenny Wahid Bergabung

Kompas.com - 20/04/2013, 00:48 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Badan Pemenang Pemilu (Bapilu) Partai Persatuan Pembangunan, Fernita Darwis, mengatakan, partainya pernah mengajak Ketua Umum Partai Kedaulatan Bangsa Indonesia Baru (PKBIB) Yenny Zannuba Wahid bergabung. Menurutnya, Yenny Wahid memiliki jam terbang tinggi di dunia politik.

"Dari awal bahkan saya bertemu langsung dengan Yenny untuk mengajak bergabung (ke PPP)," kata Fernita seusai menjadi pemateri dalam diskusi politik Menggagas Pikiran Kartini, Jelang Pemilu 2014, di ruang Media Centre Komisi Pemilihan Umum, Jumat (19/4/2013). Namun sayangnya, saat itu Yenny masih menyatakan pikir-pikir untuk bergabung ke partai pimpinan Suryadharma Ali ini.

Bahkan, Fernita mengungkapkan, untuk menarik minat putri almarhum mantan Presiden RI keempat itu, PPP menawarkan Yenny untuk menjadi bakal caleg di daerah pemilihan strategis. "Kalau dia gabung dengan PPP kita akan berikan tempat strategis, misalnya sebagai caleg di Jawa Timur. Tapi saya yakin Yenny ga mau kalau jadi caleg. Kalau memang mau kami carikan tempat, kalau full ya kami sampaikan," tuturnya.

Selain faktor berpengalaman di dunia politik, kata Fernita, Yenny ditawari bergabung karena juga punya kedekatan historis dengan PPP. "Dari sejarah historisnya, Yenny punya kedekatan emosional dengan Nahdliyin. Dan Nahdliyin punya historis dengan PPP. Maka, Yenny sangat tepat kalau dia gabung ke PPP, karena kembali ke pangkuan umat Islam," tuturnya.

Sebelumnya, Partai Nasional Demokrat (Nasdem) juga memberikan sinyal positif kepada Yenny Wahid agar ia bergabung ke partai pimpinan Surya Paloh itu. Sekjen Partai Nasdem Rio Patrice Capella menyampaikan hal itu, Rabu (17/4/2013).

Menurut Rio, Partai Nasdem sudah melakukan komunikasi politik dengan Yenny. "Yenny ada pertemuan dengan Nasdem, tapi saya kurang tahu bagaimana hasilnya," kata dia saat ditemui seusai diskusi bertema "Kuota Perempuan, Antara Kualitas dan Keharusan" di Kantor KPU, Jakarta, Rabu (17/4/2013).

Menurut Rio, Yenny menjadi prioritas partai jika putri mantan Presiden RI Abdurrahman Wahid itu mau menjadi calon anggota legislatif (caleg) dari Partai Nasdem. Meski kini kuota bakal caleg dari Partai Nasdem telah terisi seluruhnya, ujar dia, Nasdem akan mengosongkan satu kursi khusus untuk Yenny. "Kalau Yenny masuk, ya kami kosongkan dapil yang sesuai," katanya.

Rio mengatakan, tidak ada kesepakatan politik yang akan dibuat dengan Yenny. Kesepakatan yang dibuat hanyalah untuk perubahan bagi negeri ini. Rio yakin bahwa jika Yenny bergabung ke Nasdem, ia akan menjadi kader potensial untuk mendulang suara. Hal itu didasarkan pada kiprah Yenny di dunia politik selama ini.

Di samping itu, Yenny merupakan kader perempuan sehingga akan mampu menambah jumlah kader perempuan yang dimiliki Nasdem. "Dia seorang politisi yang memiliki kemampuan. Itu merupakan aset negeri ini. Kalau perempuan yang berkualitas seperti dia, kalau hanya jadi penonton, yang rugi negeri ini," kata Rio.

Berita terkait dapat dibaca dalam topik: Geliat Politik Jelang 2014

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    TPN Ganjar-Mahfud Sebut 'Amicus Curiae' Bukan untuk Intervensi MK

    TPN Ganjar-Mahfud Sebut "Amicus Curiae" Bukan untuk Intervensi MK

    Nasional
    Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

    Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

    Nasional
    Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

    Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

    Nasional
    TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

    TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

    Nasional
    Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

    Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

    Nasional
    Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

    Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

    Nasional
    Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

    Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

    Nasional
    Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

    Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

    Nasional
    Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

    Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

    Nasional
    Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

    Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

    Nasional
    Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

    Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

    Nasional
    Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

    Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

    Nasional
    Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

    Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

    Nasional
    Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

    TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com