Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Rincian Harta Kekayaan Pegawai Pajak Pargono

Kompas.com - 11/04/2013, 09:37 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pegawai Direktorat Jenderal Pajak, Pargono Riyadi, yang ditetapkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai tersangka kasus dugaan pemerasan, tercatat melaporkan harta kekayaannya kepada KPK dalam laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN) pada 2003 dan 2008. Saat itu, Pargono tercatat sebagai pemeriksa pajak muda.

Berdasarkan LHKPN Pargono yang diakses dari laman acch.kpk.go.id, terlihat bahwa total harta kekayaan lelaki berkacamata itu mencapai Rp 869.519.531 pada 2008. Nilai ini meningkat sekitar Rp 500 juta dibandingkan tahun 2003 yang nilai hartanya Rp 368.780.950.

Adapun nilai harta Pargono pada 2008 itu terdiri dari harta bergerak berupa tanah di Bogor dan Cilacap, tanah dan bangunan di Tegal, serta di Jakarta Timur sekitar Rp 757 juta. Sementara pada tahun 2003, nilai total harta bergerak Pargono sekitar Rp 245 juta.

Kemudian, Pargono tercatat melaporkan harta bergeraknya berupa alat transportasi senilai total Rp 153 juta pada 2008. Sementara pada 2003, nilai harta bergeraknya sekitar Rp 144 juta. Selain itu, harta Pargono mencakup logam mulia yang nilainya sekitar Rp 13 juta pada 2008. Nilai ini sama dengan yang dilaporkannya pada 2003.

Untuk giro dan setara kas, pada 2008 Pargono melaporkan nilainya sekitar Rp 5,5 juta. Nilai ini berkurang dibandingkan pada 2003 yang mencapai lebih dari Rp 25 juta. Selain melaporkan rincian harta tersebut, Pargono juga tercatat memiliki utang yang nilainya sama pada 2008 dan 2003, yakni Rp 60 juta.

KPK menetapkan Pargono sebagai tersangka atas dugaan memeras wajib pajak yang ditanganinya. Adapun wajib pajak yang diperas Pargono adalah pebalap era 90-an, Asep Hendro, yang juga pemilik brand Asep Hendro Racing Sports (AHRS).

Menurut pengakuan Asep, dia sudah membayarkan pajak pribadinya sesuai aturan. Namun, menurut Asep, Pargono mengatakan kalau pembayaran pajak Asep bermasalah dan meminta sejumlah uang untuk mengurus permasalahan tersebut.

Kasus ini berawal dari tangkap tangan KPK pada Selasa (9/4/2013) sore hingga Rabu (10/4/2013) pagi. Dari operasi tangkap tangan itu, penyidik KPK mengamankan Pargono, Asep, seorang konsultan berinisial S, pegawai AHRS berinisial W, serta seorang pria yang diduga perantara penyerahan uang berinisial RT. Namun, setelah melakukan pemeriksaan seharian, KPK hanya menetapkan Pargono sebagai tersangka, sedangkan empat lainnya dibebaskan. Kini, Pargono mendekam di Rumah Tahanan Jakarta Timur Cabang KPK.

Berita terkait dapat diikuti dalam topik:
KPK Tangkap Pegawai Pajak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Logo dan Tema Hardiknas 2024

    Logo dan Tema Hardiknas 2024

    Nasional
    Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

    Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

    Nasional
    PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

    PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

    Nasional
    Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Nasional
    BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

    BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

    Nasional
    Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

    Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

    Nasional
    GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

    GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

    Nasional
    Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

    Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

    Nasional
    Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

    Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

    Nasional
    Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

    Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

    Nasional
    Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

    Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

    Nasional
    5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

    5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

    Nasional
    Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

    Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

    Nasional
    Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

    Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

    Nasional
    PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin 'Gemoy'

    PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin "Gemoy"

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com