Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Jelaskan Profesi Korban Cebongan

Kompas.com - 11/04/2013, 09:21 WIB
Iwan Santosa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Para keluarga korban penyerbuan Lapas Cebongan, Sleman, membuka suara menjelaskan profesi yang digeluti para korban. Victor Manbait, kakak dari Brigadir Kepala (Bripka) Johanis Juan Manbait, di Jakarta, Kamis (11/4/2013), menyatakan, adiknya yang tewas dibunuh adalah anggota aktif kepolisian dari satuan Brigade Mobil (Brimob).

Para keluarga korban berada di Jakarta untuk menuntut keadilan dan juga mengajak keluarga Sersan Kepala Heru Santoso yang tewas dalam keributan di Hugo's Café untuk bersama-sama memperjuangkan penegakan hukum dari rangkaian kekerasan di Hugo's Café hingga penyerbuan Lapas Cebongan.

"Bripka Johanis Juan Manbait lulus Sekolah Calon Bintara (Secaba) Polri 1996-1997 dan mendapat bintang jasa penugasan di Timor-Timur dan Aceh berupa Bintang Seroja, Bintang Rencong, dan Bintang Nusa Bakti tahun 2003. Dia dan Decky atau Hendrik Sahetapy dipanggil ke Hugo's Café karena mendengar ada keributan. Kalau memang mereka pembunuh, kenapa mau membawa almarhum Heru Santoso ke rumah sakit. Lalu mereka dengan patuh datang untuk dimintai keterangan," kata Victor Manbait.

Dia berharap rekaman CCTV di Hugo's Café dibuka agar awal kasus bisa terungkap dan tidak ada lagi prasangka. Namun, rekaman tersebut tidak boleh diedit atau dipotong-potong gambarnya. Turut hadir pula Yanny Rohiriwu, kakak dari Gamaliel Y Rohiriwu; Johanis Lado alias Hans, kakak dari Adrianus Candra Galaja; dan Johanis Kadja, kakak dari Hendrik B Engel Sahetapy.

Johanis Kadja menjelaskan, Hendrik Sahetapy adalah staf seorang bangsawan Pura Pakualam. Selanjutnya, Johanis Lado menjelaskan, adiknya Adrianus Galaja adalah mahasiswa semester VI di Sekolah Teknologi Adisucipto. Adapun Yanny Rohiriwu menjelaskan, saudaranya Gamaliel Y Rohiriwu pernah bekerja sebagai kondektur bus transjogja dan terakhir diketahui menjadi tenaga keamanan di Graha Spa.

Mereka menolak tudingan bahwa keempat korban adalah preman yang mengganggu keamanan masyarakat. Mereka berharap kasus di Hugo's Café bisa dibuka dan menjadi titik awal pengungkapan kasus yang juga merugikan keluarga Serka Santoso dan para sipir serta tahanan lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

Nasional
Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

Nasional
Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Nasional
Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Nasional
5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Nasional
Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin 'Gemoy'

PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin "Gemoy"

Nasional
Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

Nasional
Sinyal 'CLBK' PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Sinyal "CLBK" PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Nasional
Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com