Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pantaskah 11 Anggota Kopassus Disebut Kesatria?

Kompas.com - 08/04/2013, 10:48 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.comPresiden Susilo Bambang Yudhoyono menyebut 11 anggota Kopassus pelaku penyerangan dan penembakan terhadap empat tahanan LP Cebongan, Sleman, sebagai kesatria. Ungkapan tersebut disampaikan Presiden setelah Tim Investigasi TNI AD menyampaikan hasil penyelidikan penyerangan LP Cebongan dan menyatakan bahwa peristiwa itu melibatkan 11 anggota Kopassus. Menurut Presiden, pengakuan para prajurit itu menunjukkan sikap yang kesatria.

Anggota Komisi I dari Fraksi Partai Golkar Nurul Arifin mempertanyakan label "kesatria" yang disampaikan Presiden untuk 11 anggota Kopassus itu. Menurut Nurul, seseorang bisa disebut kesatria bukan hanya karena mengakui kesalahannya, melainkan juga karena menegakkan kebenaran.

"Menjadi kesatria tidak cukup dengan mengakui kesalahan. Dia juga harus menegakkan kebenaran dan bertanggung jawab, adil, selalu siap berkorban untuk tegaknya kebenaran dan keadilan," ujar Nurul saat dihubungi, Senin (8/4/2013).

Nurul menilai kata "kesatria" memiliki makna yang agung. Makna itu harus terintegrasi dalam jiwa. "Pertanyaannya, apakah cukup layak label itu digunakan hanya untuk membunuh preman," kata Nurul.

Selain itu, ia juga mempertanyakan apakah aksi penyerangan yang dilakukan dilandasi semangat memperjuangkan kepentingan rakyat dengan memberantas preman atau hanya karena balas dendam.

"Jika tindakan extra judicial dibenarkan, maka sesungguhnya negara ini sedang krisis hukum," katanya. 

Sebelumnya, Tim Investigasi TNI Angkatan Darat mengungkapkan hasil temuannya bahwa 11 anggota Kopassus terlibat dalam kasus penyerangan LP Cebongan, Sleman, Yogyakarta, beberapa waktu lalu. Dalam peristiwa itu, empat orang tahanan tewas ditembak. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun angkat bicara atas hasil temuan investigasi TNI tersebut. Presiden mengapresiasi para pelaku penyerangan itu. Para prajurit Komando Pasukan Khusus Grup II Kandang Menjangan, Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, itu dinilai telah bersikap kesatria.

"Para prajurit tampil bertanggung jawab, kesatria, dan siap menerima sanksi hukum apa pun. Bagi saya itu melegakan, itu sifat kesatria, bertanggung jawab atas apa yang dilakukan. Itulah prajurit sejati yang harus ditunjukkan kepada seluruh rakyat Indonesia," kata Presiden di Istana, Jumat (5/4/2013) lalu.

SBY menilai penyerangan Cebongan merupakan bentuk semangat korsa dari prajurit TNI. "Ada perilaku dari sekelompok orang, di luar disebut kelompok preman, yang dengan sadis membunuh seorang bintara Kopassus TNI AD," katanya.

Meski demikian, SBY menilai tindakan para prajurit itu tak dapat dibenarkan.

Ikuti berita terkait dalam topik:
Anggota Kopassus Serang LP Cebongan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    BMKG Minta Otoritas Penerbangan Waspada Dampak Erupsi Gunung Ruang

    BMKG Minta Otoritas Penerbangan Waspada Dampak Erupsi Gunung Ruang

    Nasional
    Demokrat Tak Resisten jika Prabowo Ajak Parpol di Luar Koalisi Gabung Pemerintahan ke Depan

    Demokrat Tak Resisten jika Prabowo Ajak Parpol di Luar Koalisi Gabung Pemerintahan ke Depan

    Nasional
    Kubu Prabowo-Gibran Yakin Gugatan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Ditolak MK

    Kubu Prabowo-Gibran Yakin Gugatan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Ditolak MK

    Nasional
    Aktivis Barikade 98 Ajukan 'Amicus Curiae', Minta MK Putuskan Pemilu Ulang

    Aktivis Barikade 98 Ajukan "Amicus Curiae", Minta MK Putuskan Pemilu Ulang

    Nasional
    Kepala Daerah Mutasi Pejabat Jelang Pilkada 2024 Bisa Dipenjara dan Denda

    Kepala Daerah Mutasi Pejabat Jelang Pilkada 2024 Bisa Dipenjara dan Denda

    Nasional
    KPK Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

    KPK Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

    Nasional
    Daftar 33 Pengajuan Amicus Curiae Sengketa Pilpres 2024 di MK

    Daftar 33 Pengajuan Amicus Curiae Sengketa Pilpres 2024 di MK

    Nasional
    Apa Gunanya 'Perang Amicus Curiae' di MK?

    Apa Gunanya "Perang Amicus Curiae" di MK?

    Nasional
    Dampak Erupsi Gunung Ruang: Bandara Ditutup, Jaringan Komunikasi Lumpuh

    Dampak Erupsi Gunung Ruang: Bandara Ditutup, Jaringan Komunikasi Lumpuh

    Nasional
    Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

    Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

    Nasional
    Yusril Sebut Kekalahan Prabowo di Aceh Mentahkan Dugaan 'Cawe-cawe' Pj Kepala Daerah

    Yusril Sebut Kekalahan Prabowo di Aceh Mentahkan Dugaan "Cawe-cawe" Pj Kepala Daerah

    Nasional
    Kejagung Kembali Sita Mobil Milik Harvey Moeis, Kini Lexus dan Vellfire

    Kejagung Kembali Sita Mobil Milik Harvey Moeis, Kini Lexus dan Vellfire

    Nasional
    Yusril Harap 'Amicus Curiae' Megawati Tak Dianggap Tekanan Politik ke MK

    Yusril Harap "Amicus Curiae" Megawati Tak Dianggap Tekanan Politik ke MK

    Nasional
    Soal Peluang Rekonsiliasi, PDI-P: Kami Belum Bisa Menerima Perlakuan Pak Jokowi dan Keluarga

    Soal Peluang Rekonsiliasi, PDI-P: Kami Belum Bisa Menerima Perlakuan Pak Jokowi dan Keluarga

    Nasional
    IKN Teken Kerja Sama Pembangunan Kota dengan Kota Brasilia

    IKN Teken Kerja Sama Pembangunan Kota dengan Kota Brasilia

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com