Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petani Terdesak Laju Alih Fungsi Lahan

Kompas.com - 06/04/2013, 03:44 WIB

CIANJUR, KOMPAS - Kelompok petani di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, meminta pemerintah untuk menahan arus alih fungsi lahan. Mereka khawatir hal itu memengaruhi kesejahteraan. Di sisi lain, pemerintah justru mengklaim produksi padi terus meningkat.

”Pembangunan permukiman dan industri di lahan pertanian produktif sudah mengkhawatirkan. Alih fungsi lahan ini berpotensi mengurangi ketersediaan pangan, khususnya padi. Lebih jauh, kelangsungan hidup dan kesejahteraan petani juga terancam,” kata Asep Ruhyat, Ketua Umum Serikat Tani Cianjur, Jumat (5/4).

Asep menganjurkan pemerintah agar mengganti lahan pertanian yang tergerus pembangunan pabrik dan permukiman warga. ”Pemerintah harus serius menyikapi alih fungsi lahan ini. Apalagi, Cianjur telah lama dikenal sebagai lumbung padi nasional,” katanya.

Ketua DPRD Kabupaten Cianjur Saep Lukman mengatakan, setiap tahun lahan pertanian di Cianjur menyusut sekitar 1,7 persen dari keseluruhan lahan pertanian seluas 65.000 hektar.

”Sektor pertanian merupakan andalan Kabupaten Cianjur. Separuh dari luas wilayah kabupaten adalah lahan pertanian. Kabupaten ini juga terkenal karena menghasilkan padi berkualitas jenis Pandanwangi. Pemerintah harus membuat kebijakan untuk mengembangkan sektor ini,” lanjut Saep.

Ia menyebutkan, pasokan beras untuk kabupaten umumnya berasal dari persawahan di kawasan selatan Cianjur, seperti Kecamatan Kadupandak. Produksi beras dari kecamatan itu disebutkan mencapai 60.000 ton setiap tahun, tertinggi dibandingkan kecamatan lain. Namun, petani di daerah itu masih mengeluhkan minimnya sarana penunjang, seperti irigasi dan ketersediaan peralatan bertani.

Kepala Dinas Pertanian, Hortikultura, dan Tanaman Pangan Kabupaten Cianjur Yanto Hartono mengakui, sarana pertanian masih belum mencukupi di beberapa lokasi. Namun, hal itu tidak menghambat produksi padi. Pada 2012, kata Yanto, produksi padi mengalami surplus.

”Pada 2012, target produksi padi 804.000 ton. Realisasinya mencapai 903.000 ton. Tahun ini kami menargetkan memproduksi padi 908.000 ton. Sepanjang tiga bulan pertama 2013, produksi padi sudah sekitar 8.000 ton. Ini lebih bagus dibanding triwulan I-2012 yang hanya sekitar 5.000 ton,” ujar Yanto.

Pertanian kota

Sementara itu, pertanian kota (urban farming) yang digerakkan oleh warga strategis diterapkan di perkotaan, seperti Kota Bandung, Jawa Barat. Konsep ini multimanfaat, seperti membantu perekonomian warga, menata estetika kota, dan menyehatkan iklim mikro.

Hal itu disampaikan Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda, yang dipimpin Solihin GP, dalam pertemuan dengan ahli perencanaan kota, Ridwan Kamil, di Bandung, Jumat.

Namun, untuk menjadikannya sebagai gerakan massal terintegrasi, pertanian kota harus dikelola oleh pemerintah kota yang mumpuni. Kepercayaan publik terhadap pemerintah kota memudahkan untuk membangun kota berwawasan lingkungan.(DMU/CHE)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com