Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sempat Endus Posisi Toto, KPK Belum Butuh Bantuan Polisi

Kompas.com - 05/04/2013, 19:50 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Komisi Pemberantasan Korupsi yakin dapat menangkap Toto Hutagalung tanpa bantuan Kepolisian. Toto merupakan Ketua Organisasi Masyarakat Gasibu Pajajaran yang ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan pemberian hadiah kepada hakim Pengadilan Negeri Bandung Setyabudi Tejocahyono. Hingga kini, Toto dalam pengejaran KPK.

“Saya tidak tahu apakah ada yang menyembunyikannya atau tidak. Dengan tidak meminta bantuan kepolisian, kita masih yakin akan menemukannya,” kata Juru Bicara KPK Johan Budi di Jakarta, Jumat (5/4/2013). Menurut Johan, KPK sudah mengetahui poisi Toto saat ini.

Pekan lalu, KPK mendapatkan informasi mengenai lokasi keberadaan Toto. Namun, jejak Toto yang disebut sebagai orang dekat Wali Kota Bandung Dada Rosada itu kembali menghilang. “Pekan lalu kita dapat informasi dia tidak di Bandung, tapi belum bisa kami sampaikan di mana,” ujar Johan.

Johan juga mengatakan, tim penyidik sudah melakukan upaya persuasif dengan mendatangi keluarga Toto. KPK mengimbau agar Toto menyerahkan diri jika tidak ingin hukumannya menjadi lebih berat. “Ini bisa jadi hal yang memberatkannya ya, dianggap tidak kooperatif, memengaruhi dakwaan nantinya,” tambah dia.

Menurut Johan, keterangan Toto penting bagi KPK mengembangkan penyidikan kasus dugaan pemberian hadiah terkait kepengurusan perkara korupsi dana bantuan sosial di Pemerintah Kota Bandung tersebut. Dalam kasus pemberian hadiah ini, KPK menetapkan empat tersangka.

Selain Toto, mereka yang menjadi tersangka kasus ini adalah hakim Setyabudi, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung Herry Nurhayat, dan pria bernama Asep yang diduga sebagai suruhan Toto untuk memberikan uang kepada hakim Setyabudi. Kasus ini juga menyeret nama Dada Rosada.

KPK mendalami dugaan keterlibatan Dada dan kemungkinan uang yang diberikan kepada hakim Setyabudi itu diambil dari kas Pemerintah Kota Bandung. Terkait penyidikan kasus ini, KPK telah menggeledah ruang Dada di kantor Pemerintah Kota Bandung.

Dalam penggeledahan itu, penyidik KPK menyita sejumlah dokumen yang dianggap dapat menjadi barang bukti. Adapun Dada yang mendatangi Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, setelah mendapatkan surat panggilan palsu, Kamis (4/4/2013), mengaku tidak tahu soal pemberian hadiah ke hakim Setyabudi tersebut.

Berita terkait dapat dibaca dalam topik: KPK Tangan Tangan Hakim di Bandung

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Majelis Hakim yang Bebaskan dan Adili Kembali Gazalba Saleh Masih Sama

    Majelis Hakim yang Bebaskan dan Adili Kembali Gazalba Saleh Masih Sama

    Nasional
    Pengadilan Tipikor Perintahkan Hakim Agung Gazalba Saleh Kembali Ditahan

    Pengadilan Tipikor Perintahkan Hakim Agung Gazalba Saleh Kembali Ditahan

    Nasional
    Jokowi Ungkap Masih Temukan Prosedur Rumit: Izin Diganti Rekomendasi, Sama Saja...

    Jokowi Ungkap Masih Temukan Prosedur Rumit: Izin Diganti Rekomendasi, Sama Saja...

    Nasional
    Sempat Dibebaskan, Hakim Agung Gazalba Saleh Kembali Jalani Sidang

    Sempat Dibebaskan, Hakim Agung Gazalba Saleh Kembali Jalani Sidang

    Nasional
    Jokowi: Predikat WTP Bukan Prestasi, tapi Kewajiban

    Jokowi: Predikat WTP Bukan Prestasi, tapi Kewajiban

    Nasional
    Dokter Asing dan Penyakit Tak Percaya Diri

    Dokter Asing dan Penyakit Tak Percaya Diri

    Nasional
    Masa Cegah Habis, KPK Harus Putuskan Status Hukum Kolega Karen Agustiawan

    Masa Cegah Habis, KPK Harus Putuskan Status Hukum Kolega Karen Agustiawan

    Nasional
    Ditanya Soal Kebocoran PDN, Calon Hakim Agung: Pelaku dan Lembaga Harus Tanggung Jawab

    Ditanya Soal Kebocoran PDN, Calon Hakim Agung: Pelaku dan Lembaga Harus Tanggung Jawab

    Nasional
    Megawati Ingin Penyidik KPK Menghadapnya, PDI-P: Itu Cara Kritik untuk Rossa yang Tidak Profesional

    Megawati Ingin Penyidik KPK Menghadapnya, PDI-P: Itu Cara Kritik untuk Rossa yang Tidak Profesional

    Nasional
    Polri Beri Asistensi Kasus Tewasnya Wartawan di Karo karena Kebakaran Rumah

    Polri Beri Asistensi Kasus Tewasnya Wartawan di Karo karena Kebakaran Rumah

    Nasional
    Kaesang Temui Presiden PKS Sore Ini, Ada Kemungkinan Bahas Pilkada Jakarta 2024

    Kaesang Temui Presiden PKS Sore Ini, Ada Kemungkinan Bahas Pilkada Jakarta 2024

    Nasional
    Mabes Polri Klaim Polda Sumut Tangani Kasus Terbakarnya Rumah Wartawan di Karo dengan 'Scientific Crime Investigation'

    Mabes Polri Klaim Polda Sumut Tangani Kasus Terbakarnya Rumah Wartawan di Karo dengan "Scientific Crime Investigation"

    Nasional
    Pemerintah Targetkan Kemiskinan Ekstrem di Bawah 0,5 Persen Akhir 2024

    Pemerintah Targetkan Kemiskinan Ekstrem di Bawah 0,5 Persen Akhir 2024

    Nasional
    Sepekan Jelang Ditutup, Baru 84 Orang yang Resmi Daftar Capim dan Dewas KPK

    Sepekan Jelang Ditutup, Baru 84 Orang yang Resmi Daftar Capim dan Dewas KPK

    Nasional
    Ujung Kasus Tewasnya Afif Maulana yang Belum Tampak...

    Ujung Kasus Tewasnya Afif Maulana yang Belum Tampak...

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com