Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumor Itu Pun Terbukti...

Kompas.com - 05/04/2013, 02:50 WIB

Rumor tentang beroperasinya anggota Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat sempat beredar, melalui layanan pesan singkat (SMS), setelah pembunuhan Sersan Kepala Heru Santoso, anggota Grup 2 Kopassus Kandang Menjangan, Kartasura, Solo, Selasa (19/3) di Hugo’s Cafe, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Muncul pula isu bahwa oknum anggota Kopassus akan menyerang asrama mahasiswa Nusa Tenggara Timur di Yogyakarta, tempat tersangka pembunuh Heru tinggal.

Isu itu kian memanas sehari kemudian. Rabu (20/3), seorang anggota TNI AD, Sersan Satu Sriyono, mantan anggota Grup 2 Kopassus, menjadi korban pembacokan di Lempuyangan, Yogyakarta. Pelaku pembacokan diduga juga berasal dari kelompok yang sama dengan penyerang Heru di Hugo’s Cafe.

Kedua peristiwa itu diduga terkait dengan perebutan lahan pengamanan tempat hiburan di Yogyakarta. Hugo’s Cafe dikenal sebagai ”lahan” pengamanan oknum anggota Polri serta jaringan NTT. Yohanes Juan Manbait, seorang tersangka pembunuh Heru, adalah anggota polisi sebelum akhirnya dipecat. Di Yogyakarta kini menjamur tempat hiburan malam, seperti di Jalan Magelang, Jalan Malioboro, Umbulharjo, dan Babarsari (Sleman), yang juga membuka bisnis ”pengamanan”.

Isu itu segera disikapi Polda DIY. Brimob Polda DIY langsung mengamankan empat tersangka pembunuhan, yaitu Juan, Gameliel Yermiyanto Rohi Riwu, Adrianus Candra Galaja, dan Hendrik Angel Sahetapi alias Deki. Mereka ditangkap di Lempuyangan, Bintaran, dan Maguwoharjo, Rabu. Hari Kamis (21/3), Polresta Yogyakarta juga menangkap tersangka pembacokan terhadap Sriyono di Jalan Magelang, Yogyakarta.

Juan dan ketiga rekannya ditahan di Polres Sleman. Selang sehari, mereka dipindahkan ke tahanan Polda DIY. Jumat (22/3) siang, keempat tersangka itu dipindahkan ke Lembaga Pemasyarakatan (LP) Cebongan, Sleman. Jumat pagi, beredar isu, pasukan Densus 88 Polda DIY disiapkan di Maguwoharjo, ujung jalan Ringroad utara yang mengarah ke Polda DIY, untuk menanti kedatangan ”gerombolan” bersenjata dari arah Solo.

Hingga Jumat sore, tak ada pergerakan ”pasukan”. Keempat tersangka pun ”diamankan”. Namun, gerombolan bersenjata hari Sabtu (23/3) pukul 00.30 mendatangi LP Cebongan dan menembaki keempat tersangka itu. Mereka tewas. Panglima Kodam IV/Diponegoro Mayor Jenderal Hardiono Saroso sempat menegaskan, penyerangan di LP Cebongan tak terkait dengan Kopassus. Namun, hasil Tim Investigasi TNI AD justru membantah pernyataan itu.

Antisipasi minim

Rumor dan kejanggalan sebelum penyerangan tak diantisipasi aparat. Kepala LP Cebongan Sukamto Harto sebenarnya khawatir dengan pemindahan keempat tersangka itu. Keberadaan mereka bisa menyulut balas dendam, seperti kasus penyerangan Polres Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan.

Kepala Polda DIY Brigadir Jenderal (Pol) Sabar Rahardjo menyatakan, pemindahan itu dikoordinasikan dengan Panglima Kodam IV/Diponegoro dan Komandan Korem 072/Pamungkas Yogyakarta. ”Silakan dipindahkan. Tak ada permasalahan. Begitu jaminannya,” katanya. Jaminan itu tak mewujud. Justru rumor seperti menemukan bukti. (abk/tra)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com