Kerja untuk Kebebasan

JAKARTA, KOMPAS - Para anggota Dewan Pers periode 2013-2016 akan bekerja lebih baik untuk menjamin kebebasan pers yang sesungguhnya.

”Kami sangat menentang segala bentuk kekerasan, utamanya kepada pers,” ujar Bagir Manan, Ketua Dewan Pers 2013-2016 yang dipilih secara aklamasi, seusai acara pisah sambut anggota Dewan Pers 2010-2013 dengan anggota Dewan Pers 2013-2016 di Jakarta, Rabu (3/4).

Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring yang hadir dalam acara mengemukakan, pers harus menjaga independensi dan idealismenya. Menurut dia, idealisme pers sekarang dibunuh kapitalisme yang mementingkan keuntungan semata dalam industri media. ”Kepentingan pemilik media terkadang membunuh idealisme jurnalis. Pembunuh sesungguhnya dari seorang jurnalis adalah ketika idealismenya dikekang,” katanya.

Tifatul mengatakan, kebebasan pers seperti yang akan dijamin Dewan Pers sangat penting. ”Kebebasan pers sangat penting, di mana pers merupakan pilar keempat dalam demokrasi,” ujarnya.

Acara pisah sambut ini dilaksanakan setelah terbit Surat Keputusan Presiden Nomor 22/M Tahun 2013 tentang Pemberhentian Anggota Dewan Pers Periode 2010-2013 dan Pengangkatan Anggota Dewan Pers Periode 2013-2016.

Sembilan anggota Dewan Pers 2010-2013 yang resmi diberhentikan adalah Bambang Harymurti, Bekti Nugroho, dan Margiono yang mewakili unsur wartawan. Kemudian, Zulfiani Lubis, Anak Bagus Gede Satria Naradha, dan M Ridlo Eisy dari unsur pimpinan perusahaan pers. Selain itu, Bagir Manan, Wina Armada Sukardi, dan Agus Sudibyo dari tokoh masyarakat.

Anggota Dewan Pers periode 2013-2016 yang baru diangkat adalah Imam Wahyudi, Nezar Patria, dan Margiono yang mewakili unsur wartawan. Kemudian, I Made Ray Karuna Wijaya, Jimmy Silalahi, dan M Ridlo Eisy dari unsur pimpinan perusahaan pers. Lalu, Bagir Manan, Ninok Leksono, dan Yosep Adi Prasetyo dari unsur tokoh masyarakat.

Bagir kembali terpilih sebagai Ketua Dewan Pers bersama wakilnya, Margiono (Ketua PWI), secara aklamasi dalam waktu lima menit. (K04)