Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Berharap Aceh Tetap Damai

Kompas.com - 02/04/2013, 03:28 WIB

Banda Aceh, Kompas - Sebagian warga Aceh tak mempersoalkan boleh atau tidaknya simbol Gerakan Aceh Merdeka menjadi lambang dan bendera Aceh seperti diatur dalam qanun. Bagi mereka, yang penting, selain dapat bekerja dengan tenang, perdamaian di Aceh harus terus dijaga.

Pandangan itu disampaikan sejumlah warga Aceh terkait polemik bendera dan lambang Aceh, yang masih berlangsung hingga Senin (1/4).

”Kalau bendera Aceh membuat konflik dan saya tidak dapat bekerja dengan tenang, lebih baik tidak usah (ada bendera),” kata Amri (56), penarik becak di Banda Aceh, Senin.

Hal senada dikatakan Ade Ari Saputra (31), pengemudi taksi. ”Orang seperti saya ini tak begitu peduli dengan lambang atau bendera. Yang penting NKRI, ” ujarnya. Ia khawatir kehilangan penumpang jika Aceh rawan lagi.

Mahmudin (37), warga Indrapuri, Aceh Besar, yang sehari-hari berjualan kue di Pasar Atjeh, Banda Aceh, juga berharap polemik bendera dan lambang Aceh segera diselesaikan Pemerintah Aceh dan pusat.

Tolak dan dukung bendera

Menyusul polemik bendera dan lambang Aceh, muncul kelompok aksi yang mendukung dan menolak bendera dan lambang Aceh. Di Banda Aceh, sekitar 600 pendukung Qanun Bendera dan Lambang Aceh berkeliling kota. Dengan menggunakan mobil dan sepeda motor, mereka mengibarkan bendera merah bintang bulan bergaris merah hitam, yang dipakai GAM saat konflik.

Dalam orasinya, warga mendesak pemerintah pusat tidak merevisi qanun itu. DPR Aceh diminta mempertahankan terus qanun. Setelah berdialog dengan unsur pimpinan DPR Aceh, mereka kembali berkeliling kota. Hendra Fauzi, koordinator lapangan, mengatakan, itu merupakan aksi spontanitas. Ketua DPR Aceh Hasbi Abdullah meminta warga menunggu keputusan Kementerian Dalam Negeri.

Sementara itu di Takengon, Aceh Tengah, ratusan warga yang tergabung dalam Koalisi Rakyat Leuser Antara berpawai sambil mengibarkan bendera Merah Putih. Mereka protes terhadap pengesahan qanun soal bendera.

”Bendera bulan bintang bukan lambang Aceh, melainkan lambang kelompok tertentu di Aceh. Kami, warga Gayo, menolak. Kami tidak ingin lambang separatis jadi lambang kami,” kata koordinator Koalisi Rakyat Leuser Antara, Aramiko Aritonang. Penolakan terhadap qanun juga terjadi di Aceh Barat. Sekelompok masyarakat mengibarkan bendera Merah Putih di beberapa ruas jalan di Kecamatan Johan Pahlawan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com