Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marzuki Dinilai Berpotensi Jadi Ketua Umum Harian

Kompas.com - 30/03/2013, 08:31 WIB

DENPASAR, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Max Sopacua mengatakan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Marzuki Alie berpotensi menjadi Ketua Umum Harian Partai Demokrat untuk membantu Susilo Bambang Yudhoyono jika terpilih menjadi ketua umum partai tersebut.

"Marzuki Alie adalah kader yang paling dekat dengan pengurus-pengurus DPC. Saya rasa berpotensi menjadi ketua umum harian jika SBY menunjukknya," katanya di tengah-tengah persiapan Kongres Luar Biasa Partai Demokrat di Inna Grand Bali Beach Hotel, Sanur, Denpasar, Jumat (29/3/2013).

Max menilai baik komunikasi Marzuki Ali dengan kader-kader di daerah. "Sejak 2010 Marzuki Ali melakukan komunikasi ini dengan intens dengan kader," katanya.

Wacana mengenai posisi ketua umum harian mencuat seiring dengan keinginan para kader Demokrat meminta Ketua Majelis Tinggi Susilo Bambang Yudhoyono menjadi Ketua Umum. SBY awalnya menolak karena posisi dan kesibukannya sebagai presiden. Posisi ketua umum harian kemudian dipandang sebagai solusi untuk membantu SBY sebagai ketua umum.

Selanjutnya, terkait dengan pesan singkat yang berisi teguran dari SBY kepada Marzuki Alie, Max menampik hal tersebut sebagai upaya untuk menaikkan posisi tawar lebih tinggi. "SBY dan Marzuki Alie itu sering bertemu. Jadi, tidak mungkin seperti itu," katanya.

Namun, Max mengatakan, ketua umum harian akan dipilih langsung oleh SBY. "Jadi, tergantung SBY siapa yang menurut dia pantas dan bisa menjalankan tugas di tengah-tengah tugas utamanya menjadi presiden," katanya.

Dia mengatakan, salah satu syarat menjadi ketua umum harian adalah tidak boleh memiliki faksi-faksi yang bisa menimbulkan perpecahan.

Max juga membantah kabar yang menyebutkan bahwa Sekjen Partai Demokrat yang juga anak bungsu SBY, Edhie Baskoro Yudhoyono, bakal menjadi ketua umum harian. "Akan janggal nantinya, kalian bisa simpulkan sendiri," katanya.

Menurut Max, adanya ketua umum harian tidak akan menimbulkan "matahari kembar" (dualisme kepemimpinan) dalam partai. "Ini kan tugas dan posisinya berbeda, tidak mungkin ada matahari kembar," katanya.

Terkait dengan pertemuan tertutup dengan SBY pada Jumat malam, Max membenarkan info tersebut. Namun, dia menolak untuk memberikan keterangan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Maju Kembali di Pilkada Jateng, Sudirman Said: Kan Sudah Pernah

Soal Maju Kembali di Pilkada Jateng, Sudirman Said: Kan Sudah Pernah

Nasional
FPI, PA 212, dan GNPF Ulama Dukung Hakim MK Bikin Putusan yang Seadil-adilnya

FPI, PA 212, dan GNPF Ulama Dukung Hakim MK Bikin Putusan yang Seadil-adilnya

Nasional
Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Nasional
Jaga Independensi, MK Sembunyikan Karangan Bunga yang Sindir Sengketa Pilpres 2024

Jaga Independensi, MK Sembunyikan Karangan Bunga yang Sindir Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Busyro Muqqodas Harap Putusan MK Soal Sengketa Pilpres Berpihak pada Etika Kenegaraan

Busyro Muqqodas Harap Putusan MK Soal Sengketa Pilpres Berpihak pada Etika Kenegaraan

Nasional
Kemenlu: Indonesia Sesalkan DK PBB Gagal Sahkan Resolusi Keanggotaan Penuh Palestina

Kemenlu: Indonesia Sesalkan DK PBB Gagal Sahkan Resolusi Keanggotaan Penuh Palestina

Nasional
Yusril Prediksi MK Tak Diskualifikasi Gibran

Yusril Prediksi MK Tak Diskualifikasi Gibran

Nasional
Soal Besaran Tunjangan ASN yang Pindah ke IKN, Pemerintah Tunggu Jokowi

Soal Besaran Tunjangan ASN yang Pindah ke IKN, Pemerintah Tunggu Jokowi

Nasional
MK Bantah Ada Bocoran Putusan Sengketa Pilpres

MK Bantah Ada Bocoran Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
Marinir Indonesia-AS Akan Kembali Gelar Latma Platoon Exchange Usai 5 Tahun Vakum

Marinir Indonesia-AS Akan Kembali Gelar Latma Platoon Exchange Usai 5 Tahun Vakum

Nasional
Ingin Pileg 2029 Tertutup, Kaesang: Supaya “Amplop”-nya Enggak Kencang

Ingin Pileg 2029 Tertutup, Kaesang: Supaya “Amplop”-nya Enggak Kencang

Nasional
PSI Akan Usung Kader Jadi Cawagub Jakarta dan Wali Kota Solo

PSI Akan Usung Kader Jadi Cawagub Jakarta dan Wali Kota Solo

Nasional
Soal Sengketa Pilpres, Pengamat Nilai MK Tak Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran

Soal Sengketa Pilpres, Pengamat Nilai MK Tak Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran

Nasional
Profil Marsda Arif Widianto, Pati AU yang Kini Jabat Dansesko TNI

Profil Marsda Arif Widianto, Pati AU yang Kini Jabat Dansesko TNI

Nasional
Sudirman Said Sebut Pertemuan JK dan Megawati Kemungkinan Terjadi Setelah Putusan MK

Sudirman Said Sebut Pertemuan JK dan Megawati Kemungkinan Terjadi Setelah Putusan MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com