Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

'SBY Jadi Ketum Kenapa Dipermasalahkan?'

Kompas.com - 30/03/2013, 07:59 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat Didi Irawadi Syamsuddin mengatakan, tidak ada yang salah bila Susilo Bambang Yudhoyono merangkap jabatan sebagai Ketua Umum DPP Partai Demokrat. Alasannya, Presiden maupun Wakil Presiden Indonesia sebelumnya, bahkan pemimpin negara lain juga merangkap jabatan di partai.

Didi menyinggung sikap Megawati Soekarnoputri yang juga menjadi Ketua Umum DPP PDIP ketika menjadi Presiden. Begitu pula Abdurrahman Wahid memimpin Partai Kebangkitan Bangsa ketika menjadi Presiden, Jusuf Kalla memimpin Partai Golkar saat menjadi Wakil Presiden, dan Soeharto memimpin Partai Golkar saat menjadi Presiden.

"Banyak pimpinan dunia juga merangkap ketua umum partai seperti di Jerman, Inggris, China, Prancis, Malaysia, Thailand, dan banyak negara lain. Lalu, kenapa di Indonesia dipermasalahkan?" kata Didi melalui pesan singkat, Sabtu (30/3/2013).

Menurut anggota Komisi III DPR itu, sungguh subjektif dan tidak fair jika ada sebagian politisi atau pengamat diskriminatif terhadap Partai Demokrat. "Seolah menutup mata contoh sebelumnya. Partai Demokrat tidak boleh atau dianggap tabu bila Presidennya merangkap ketum partai," ujar Didi.

Seperti diberitakan, berbagai pihak mengkritik wacana SBY menjadi ketum Demokrat. SBY dikhawatirkan akan sibuk mengurusi partai ketimbang negara di sisa masa jabatannya hingga November 2014 . Wacana itu jika terjadi dinilai bertolakbelakang dengan pernyataan SBY selama ini yang meminta para menteri fokus dalam kerja pemerintahan.

Partai Demokrat akan menggelar kongres luar biasa (KLB) di Bali pada Sabtu siang ini untuk memilih Ketum baru menggantikan Anas Urbaningrum. Mayoritas pengurus Dewan Pimpinan Daerah mengaku meminta SBY sebagai Ketum. Harapan sama disebut juga disampaikan pengurus Dewan Pimpinan Cabang.

Hingga saat ini, SBY belum menjawab permintaan tersebut. Hanya saja, jika SBY menjadi ketum, wacana yang muncul akan ditunjuk ketua harian untuk menjalankan tugas ketum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    PPATK Koordinasi ke Kejagung Terkait Aliran Dana Harvey Moeis di Kasus Korupsi Timah

    PPATK Koordinasi ke Kejagung Terkait Aliran Dana Harvey Moeis di Kasus Korupsi Timah

    Nasional
    Prabowo-Titiek Soeharto Hadiri Acara Ulang Tahun Istri Wismoyo Arismunandar, Ada Wiranto-Hendropriyono

    Prabowo-Titiek Soeharto Hadiri Acara Ulang Tahun Istri Wismoyo Arismunandar, Ada Wiranto-Hendropriyono

    Nasional
    Banyak Catatan, DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

    Banyak Catatan, DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

    Nasional
    Pakar Ragu UU Lembaga Kepresidenan Terwujud jika Tak Ada Oposisi

    Pakar Ragu UU Lembaga Kepresidenan Terwujud jika Tak Ada Oposisi

    Nasional
    Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam Atas Inisiatif Prabowo

    Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam Atas Inisiatif Prabowo

    Nasional
    Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

    Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

    Nasional
    Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

    Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

    Nasional
    CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

    CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

    Nasional
    Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

    Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

    Nasional
    Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

    Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

    Nasional
    Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

    Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

    Nasional
    Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

    Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

    Nasional
    Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

    Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

    Nasional
    Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

    Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

    Nasional
    Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

    Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com