JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Pertimbangan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Taufiq Kiemas menilai pencalonan Susilo Bambang Yudhoyono menjadi Ketua Umum Partai Demokrat tidak akan mengganggu kinerja SBY sebagai Presiden. Apalagi masa jabatan SBY tinggal satu setengah tahun.
"Saya kira tidak akan mengganggu kinerja kepresidenan karena tinggal satu setengah tahun lagi. Lagi pula nanti kan bisa ditunjuk ketua harian yang akan dapat mengurusi partai itu," papar Taufiq usai menghadiri kegiatan hari lahir Baitul Muslimin Indonesia, Jumat (29/3/2013). Dia menilai SBY adalah kandidat yang tepat untuk menjadi Ketua Umum Partai Demokrat.
Menurut Taufiq, pencalonan SBY sebagai Ketua Umum Partai Demokrat akan mampu menyelamatkan kondisi partai tersebut yang kini tengah terpuruk. "Apapun tindakan yang dilakukan Pak SBY adalah bentuk penyelamatan terhadap partai, karena tanpa partai tidak akan ada Pak SBY," ujar dia.
Pencalonan SBY sebagai ketua umum, ujar Taufiq, diharapkan bisa mengembalikan kekompakan partai yang mengusungnya menjadi Presiden dua periode. Menjelang Pemilu 2014, kekompakan partai sangat diperlukan. "Kalau partainya sampai tidak kompak maka akan susah," katanya.
Partai Demokrat menggelar KLB pada 30-31 Maret 2013 di Bali. SBY adalah sebagai Ketua Majelis Tinggi, Ketua Dewan Pembina, dan Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat.
Dengan alasan terjadi penurunan elektabilitas partai, Majelis Tinggi mengambil alih fungsi DPP pada Februari 2013. Beberapa waktu setelah pengambilalihan itu, KPK menetapkan Anas Urbaningrum sebagai tersangka kasus dugaan korupsi proyek Hambalang.
Anas lalu menyatakan berhenti dari Ketua Umum Partai Demokrat. Majelis Tinggi menunjuk empat pimpinan DPP untuk menjalankan tugas ketua umum.
Padahal, bulan depan, sebagaimana partai lain, Demokrat harus menyerahkan daftar calon sementara (DCS) untuk pemilu legislatif, kepada Komisi Pemilihan Umum. Dalam peraturan-perundangan diatur DCS harus ditandatangani ketua umum dan sekjen partai.
Berita terkait dapat dibaca dalam topik: KLB Demokrat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.