Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bermanuver Jelang KLB, Marzuki Alie Ditegur SBY

Kompas.com - 27/03/2013, 12:06 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Manuver politik yang dilakukan Marzuki Alie menjelang Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat rupanya sampai ke telinga Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono. Yudhoyono pun kemudian menyebarkan pesan singkat bernada peringatan ke Marzuki, seluruh anggota Majelis Tinggi, seluruh menteri, dan seluruh Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrat.

Ketua DPP Partai Demokrat Sutan Bhatoegana mengaku menerima pesan singkat itu. "Iya memang ada pesan itu. Tetapi, saya rasa itu diberikan kepada semua kader Demokrat agar KLB nanti bisa berlangsung lancar tanpa perpecahan," ujar Sutan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (27/3/2013).

Adapun berikut isi pesan singkat tersebut.

Dari: Ketua Wanbin /MTP PD
Kepada: Waka Wanbin PD, Sdr Marzuki Alie
Tembusan: 1. Para Anggota MTP 2. Para Menteri dari PD 3.
Para Ketua DPD PD
1. Saya menerima informasi dari beberapa sumber bahwa Pak Marzuki Alie mengumpulkan para Ketua DPC PD di sebuah tempat di Jakarta. Informasi yang lain juga saya terima tentang hal itu, yang tidak patut utk saya ungkapkan di SMS ini. Saya khawatir kejadian Kongres PD 2010 terulang kembali, termasuk terjadinya kasus-kasus yang memalukan.
2. Saya tidak tahu apa yang menjadi agenda Pak Marzuki Alie di kala partai kita masih berada dalam cobaan seperti ini. Mengapa harus mengumpulkan lagi para Ketua DPC seperti itu. Sementara Pak Marzuki sudah bertemu saya langsung, dan berjanji utk menjaga situasi yang teduh berkaitan dengan KLB tanggal 30 Maret 2013 mendatang.
3. Saya ingatkan, siapa yang mencederai kepentingan partai hanya utk memenuhi kepentingan pribadinya, adalah yang akan menghancurkan partai kita. Ini peringatan saya.
4. Kalau demikian halnya, para Ketua DPD PD saya persilakan utk bertanya kepada seluruh kader PD, apakah mau bersatu untuk kepentingan partai, atau memilih utk mendukung kepentingan orang-seorang. Saatnya utk memilih.
5. Kalau para Ketua DPD PD tidak bisa berkomunikasi dengan para Ketua DPC PD, demi untuk kepentingan PD, temukan saya langsung dengan para Ketua DPC PD. Maunya apa? Masih mau bersatu utk PD dan untuk kepentingan Pemilu 2014 mendatang, atau memilih untuk memenuhi kepentingan orang-seorang. Saatnya pula untuk memilih. Maaf, sejak PD berdiri baru pertama kali ini saya mengatakan seperti ini. Sudah cukup lama saya menahan diri. Sekarang tidak bisa lagi. Demi Partai Demokrat yang kita cintai, saya akan mengambil segala risiko.
6. Berkali-kali kita bersepakat dan benar-benar mengerti bahwa KLB ini sesungguhnya tidak perlu terjadi. Ini boleh dikata "KLB kecelakaan". Mengapa masih ada yang bermanuver ke sana kemari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

    Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

    Nasional
    KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

    KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

    Nasional
    Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

    Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

    Nasional
    Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

    Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

    Nasional
    Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

    Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

    Nasional
    Pakar Hukum Dorong Percepatan 'Recovery Asset' dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

    Pakar Hukum Dorong Percepatan "Recovery Asset" dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

    Nasional
    Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

    Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

    Nasional
    Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

    Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

    Nasional
    Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

    Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

    Nasional
    TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

    TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

    Nasional
    Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

    Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

    Nasional
    Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

    Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

    Nasional
    Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

    Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

    Nasional
    TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

    TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

    Nasional
    Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

    Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com