Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengembang Siap Beli Kembali Aset KPR Informal

Kompas.com - 26/03/2013, 20:18 WIB
Brigita Maria Lukita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Real Estat Indonesia (REI) meminta perbankan lebih longgar dalam menyalurkan kredit pemilikan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah sektor informal. Pengembang siap membeli kembali (buyback) aset rumah sektor informal yang mengalami kredit macet.     

Demikian dikemukakan Ketua Dewan Pimpinan Pusat Real Estat Indonesia (REI) Setyo Maharso, dalam diskusi "Menggagas KPR untuk Masyarakat Sektor Informal," di Jakarta, Senin (26/3/2013). "Penyaluran KPR kepada sektor informal seharusnya tidak menimbulkan persoalan karena harga rumah yang menjadi jaminan terus naik. Pengembang siap membeli kembali aset rumah yang mengalami kredit macet," ujarnya.

Kepala Grup Hubungan Masyarakat Bank Indonesia Difi Ahmad Johansyah mengemukakan, Bank Indonesia tidak pernah mewajibkan adanya agunan untuk kredit kecil. Besaran uang muka untuk kredit kecil juga tidak pernah diatur, karena semua tergantung mekanisme kredit pada setiap bank.

Ia menambahkan, kesulitan perbankan dalam menyalurkan KPR untuk sektor informal umumnya disebabkan bank belum mengenal dengan baik calon nasabahnya. Kurangnya pengenalan bank terhadap calon nasabah kredit mikro itu membuat bank mengenakan suku bunga kredit tinggi terhadap calon nasabah.

Sementara itu, infrastruktur dan sumber daya manusia di perbankan belum sepenuhnya memadai untuk menangani kredit kecil. Bank juga dihadapkan pada ketidakseimbangan (mismatch) likuiditas, yakni sumber dana jangka pendek dipakai untuk membiayai kredit jangka panjang.     

Direktur Mortgage and Consumer Banking Bank Tabungan Negara Mansyur Nasution mengemukakan, pembiayaan KPR untuk masyarakat berpenghasilan rendah sektor informal membutuhkan terobosan skim angsuran, agar nasabah tidak terbebani dengan angsuran bulanan.Cara yang bisa ditempuh adalah membentuk kelompok untuk mengumpulkan angsuran harian agar bisa dibayarkan tiap bulan.

Kepala Biro Peningkatan Kesejahteraan Peserta dan Kemitraan Bina Lingkungan PT Jamsostek Abdul Cholik mengemukakan, keanggotaan pekerja sektor informal pada jaminan sosial tenaga kerja (jamsostek) masih rendah, yakni sektar 800.000 orang dari total 10,2 juta peserta Jamsostek.

Abdul menambahkan, penyaluran bantuan uang muka umumnya berbarengan dengan penyaluran KPR. Dengan demikian, rendahnya penyaluran KPR bagi sektor informal turut berdampak pada rendahnya penyaluran PUMP. Total pinjaman uang muka perumahan (PUMP) yang sudah disalurkan oleh Jamsostek hingga tahun 2012 mencapai 89.000 unit atau senilai hampir Rp 900 miliar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com