JAKARTA, KOMPAS.com — Politisi Effendi Choirie atau yang akrab disapa Gus Choi mengaku bangga meski harus didepak dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Gus Choi pun menilai hanya jabatan yang hilang darinya, tetapi kehormatan akan terus melekat karena ia merasa tak melakukan kesalahan apa pun.
"Saya merasa tetap terhormat. Saya merasa tetap punya jati diri dan karakter untuk kritis terhadap keadaan, situasi, dan rezim yang tidak terlalu lurus. Ketika saya di-PAW (pergantian antarwaktu) saya tetap bangga karena saya tidak kehilangan kehormatan. Yang hilang hanya jabatan," ujar Gus Choi dalam jumpa pers di balai wartawan Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (22/3/2013).
Gus Choi menuturkan, selama menjadi anggota DPR, dia tidak pernah melakukan tindakan yang menyalahi moral dan etika serta selalu rajin mengikuti rapat-rapat. Mantan anggota Komisi I DPR ini pun hingga kini tak tahu alasan pasti PKB memecatnya. "Kalau ada alasan dipercaya bahwa saya jarang ke kantor, ya memang jarang di kantor PKB yang di Kramat itu karena kantor PKB yang asli ya yang di Kalibata (PKB Gus Dur). Ini alasan yang dibuat-buat," imbuh Gus Choi.
Selain itu, Gus Choi juga tak habis pikir jika PKB memecatnya karena kerap melontarkan kritik. Meski demikian, pria yang awalnya berkarier sebagai wartawan ini tak lagi mempersoalkan pemecatannya. Ia pun berharap agar PKB ke depan bisa lebih baik lagi. Gus Choi mengaku ketika dirinya dipecat dari PKB, banyak partai yang merapat.
"Ada 10 partai yang siap mengajak saya. Saya belum memberikan jawaban. Setelah itu, nanti kita umumkan, kita ketemu lagi,," katanya.
Lily Wahid dan Gus Choi resmi diberhentikan dari keanggotan DPR. Posisi Lily digantikan oleh Jazilul Fawaid dari daerah pemilihan Jawa Timur II. Sementara posisi Gus Choi digantikan oleh Andi Muawiyah Ramly. Ketua Fraksi PKB Marwan Ja'far menjelaskan alasan pemecatan kedua politisi itu lantaran mereka dianggap sebagai pembuat onar dan sering mengambil sikap yang bertentangan dengan kebijakan partai.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.