Para atlet tinju pemusatan latihan nasional SEA
Julio Bria, petinju asal Provinsi Bali, mengaku menggunakan uang pribadi untuk menalangi kebutuhan sejak Januari 2013. Beruntung, peraih medali emas kelas terbang 52 kilogram putra PON Riau 2012 ini masih punya tabungan yang cukup. ”Tapi, lama-lama habis juga. Jangan sampai uang pribadi habis, sementara uang saku belum juga diterima,” ujar Julio di Jakarta, Kamis (21/3).
Adapun petinju putri kelas 64 kilogram, Odorkasih Pasaribu, menyiasati dananya yang terbatas dengan memprioritaskan pembelian kebutuhan penting, seperti perlengkapan mandi. ”Masih aman karena masih bisa pakai uang tabungan,” ujar peraih emas PON Riau 2012 ini.
Mey Ohoiulan, petinju asal Ambon, menuturkan, Pengurus Pusat Persatuan Tinju Amatir Indonesia (PP Pertina) sering datang ke pelatnas, yaitu tempat mereka berlatih di Gedung Nanggala, kompleks Markas Komando Pasukan Khusus (Kopassus), Cijantung, Jakarta Timur. Mereka mengatakan, dana dari pemerintah belum ada sehingga uang saku para petinju dan pelatih belum bisa diberikan.
Perpindahan lokasi berlatih dan bermukim pelatnas tinju menumbuhkan situasi kondusif. Para atlet mengaku, fasilitas latihan mudah dijangkau untuk menopang program latihan yang diberikan pelatih.
Pelatih tinju Ronny Sigarlaki mengatakan, pelatnas mulai diadakan di kompleks Kopassus pada awal Februari 2013. Sejak Oktober 2012, para petinju masih bermukim di Jatiwaringin, Jakarta Timur, dan berlatih di kawasan Senayan, Jakarta Selatan.
Namun, masih ada hal yang kerap dikeluhkan para atlet, seperti suhu di kamar tidur yang panas dan masih banyak nyamuk yang berkeliaran.
Fasilitas latihan dianggap telah cukup memadai, seperti delapan samsak dan tiga peralatan angkat beban. Namun, jumlah satu ring tinju dan konsumsi yang acap kali datang terlambat masih menjadi masalah yang harus segera diatasi.