Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Atlet Kuras Uang Tabungan Pribadi

Kompas.com - 22/03/2013, 02:44 WIB

Para atlet tinju pemusatan latihan nasional SEA Games Myanmar 2013 yang belum menerima uang saku pada Januari dan Februari tahun ini mengaku tidak memiliki pilihan lain, kecuali menggunakan uang simpanan pribadi mereka. Tak ayal, dana tabungan tersebut terkuras untuk membiayai kebutuhan harian.

Julio Bria, petinju asal Provinsi Bali, mengaku menggunakan uang pribadi untuk menalangi kebutuhan sejak Januari 2013. Beruntung, peraih medali emas kelas terbang 52 kilogram putra PON Riau 2012 ini masih punya tabungan yang cukup. ”Tapi, lama-lama habis juga. Jangan sampai uang pribadi habis, sementara uang saku belum juga diterima,” ujar Julio di Jakarta, Kamis (21/3).

Adapun petinju putri kelas 64 kilogram, Odorkasih Pasaribu, menyiasati dananya yang terbatas dengan memprioritaskan pembelian kebutuhan penting, seperti perlengkapan mandi. ”Masih aman karena masih bisa pakai uang tabungan,” ujar peraih emas PON Riau 2012 ini.

Mey Ohoiulan, petinju asal Ambon, menuturkan, Pengurus Pusat Persatuan Tinju Amatir Indonesia (PP Pertina) sering datang ke pelatnas, yaitu tempat mereka berlatih di Gedung Nanggala, kompleks Markas Komando Pasukan Khusus (Kopassus), Cijantung, Jakarta Timur. Mereka mengatakan, dana dari pemerintah belum ada sehingga uang saku para petinju dan pelatih belum bisa diberikan.

Perpindahan lokasi berlatih dan bermukim pelatnas tinju menumbuhkan situasi kondusif. Para atlet mengaku, fasilitas latihan mudah dijangkau untuk menopang program latihan yang diberikan pelatih.

Pelatih tinju Ronny Sigarlaki mengatakan, pelatnas mulai diadakan di kompleks Kopassus pada awal Februari 2013. Sejak Oktober 2012, para petinju masih bermukim di Jatiwaringin, Jakarta Timur, dan berlatih di kawasan Senayan, Jakarta Selatan.

Namun, masih ada hal yang kerap dikeluhkan para atlet, seperti suhu di kamar tidur yang panas dan masih banyak nyamuk yang berkeliaran.

Fasilitas latihan dianggap telah cukup memadai, seperti delapan samsak dan tiga peralatan angkat beban. Namun, jumlah satu ring tinju dan konsumsi yang acap kali datang terlambat masih menjadi masalah yang harus segera diatasi. (K01/K11)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com