Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibas: Isu Penggulingan Irasional

Kompas.com - 21/03/2013, 18:40 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Dalam sebuah pemerintahan dengan kondisi ekonomi yang terus-menerus tumbuh serta kondisi politik dan keamanan yang terus membaik, sangat wajar jika demonstrasi masih tetap terjadi. Namun, bila demonstrasi dianggap sebagai bentuk penggulingan terhadap pemerintahan yang sah, pendapat tersebut tidak punya landasan dan irasional.

"Apalagi program-program yang selama ini terus dilancarkan pemerintah selalu pro-rakyat, maka mustahil jika isu demonstrasi besar yang akan dilaksanakan pada 25 Maret besok dikaitkan dengan isu penggulingan terhadap pemerintahan yang sah," kata Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono dalam konferensi pers di kantor DPP Partai Demokrat, Kamis (21/3/2013). Dia mengutarakan demonstrasi hanyalah salah satu upaya masyarakat untuk menyampaikan hak-haknya selama ini. Karena itu, dia meminta demonstrasi tersebut tak dikaitkan dengan isu kudeta.

"(Kudeta sebagai) cara inkonstitusional tersebut bukan hanya mengingkari proses demokrasi yang sudah berjalan baik, tapi juga mengingkari kenyataan bahwa pemerintah dan negara telah mengalami banyak perubahan positif dalam segala bidang," ujar Ibas. Dia pun berpendapat ada cara konstitusional yang baik untuk menyampaikan pendapat, yang akan dilangsungkan dalam waktu dekat, yakni Pemilu 2014.

Ibas pun mengatakan Partai Demokrat juga berpendapat demonstrasi besar yang kabarnya digelar 25 Maret 2013 adalah bagian dari proses demokrasi. "Partai Demokrat secara tegas menolak apabila isu demo diarahkan untuk penggulingan pemerintahan yang sah, isu kudeta melalui cara-cara yang tidak konstitusional karena menurut kami tidak ada alasan untuk melakukan itu," tegas Ibas.

Ibas mengatakan jika demo besar yang akan berlangsung mendatang hanyalah bagian dari proses penyampaian hak-hak untuk menyatakan pendapat serta kebebasan berekspresi dalam suasana demokratis. "Semua aspirasi bisa dikemukakan secara terbuka, terlebih apabila disertai dengan dasar iktikad baik dan solusi konstruktif terhadap permasalahan bangsa," ujarnya.

Sebelumnya, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Letnan Jenderal Marciano Norman mengatakan akan ada aksi unjuk rasa yang akan dilakukan di Jakarta pada Senin (25/3/2013) mendatang. Aksi unjuk rasa itu, kata Marciano, akan menuntut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono turun dari jabatannya.

Pekan lalu, Presiden SBY juga mengundang mantan Komandan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Prabowo Subianto dan tujuh jenderal TNI lainnya. Seluruh tamu SBY itu sepakat mengatakan akan mendukung pemerintahan hingga akhir masa pemerintahannya tanpa ada gonjang-ganjing politik.

Presiden juga sempat meminta kepada para elite politik dan kelompok-kelompok tertentu agar jangan keluar jalur demokrasi. Presiden juga meminta kepada mereka agar jangan ada upaya untuk membuat pemerintahan terguncang.
"Saya hanya berharap kepada para elite politik dan kelompok-kelompok tertentu tetaplah berada dalam koridor demokrasi. Itu sah. Tetapi, kalau lebih dari itu, apalagi kalau lebih dari sebuah rencana untuk membuat gonjang-ganjingnya negara kita, untuk membuat pemerintah tidak bisa bekerja, saya khawatir ini justru akan menyusahkan rakyat kita," kata Presiden.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Kesimpulan Tim Ganjar-Mahfud: Jokowi Lakukan Nepotisme dalam 3 Skema

    Kesimpulan Tim Ganjar-Mahfud: Jokowi Lakukan Nepotisme dalam 3 Skema

    Nasional
    Diduga Terima Gratifikasi Rp 10 M, Eko Darmanto Segera Disidang

    Diduga Terima Gratifikasi Rp 10 M, Eko Darmanto Segera Disidang

    Nasional
    PKB Sebut Prabowo dan Cak Imin Belum Bertemu Setelah Pilpres 2024

    PKB Sebut Prabowo dan Cak Imin Belum Bertemu Setelah Pilpres 2024

    Nasional
    Megawati Serahkan Amicus Curiae terkait Sengketa Pilpres, Harap MK Mengetuk 'Palu Emas'

    Megawati Serahkan Amicus Curiae terkait Sengketa Pilpres, Harap MK Mengetuk 'Palu Emas'

    Nasional
    PKB Baru Tentukan Langkah Politik Setelah Putusan MK soal Sengketa Pilpres

    PKB Baru Tentukan Langkah Politik Setelah Putusan MK soal Sengketa Pilpres

    Nasional
    Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Dampak Geopolitik Usai Iran Serang Israel

    Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Dampak Geopolitik Usai Iran Serang Israel

    Nasional
    Pasca-bentrokan Brimob dan TNI AL di Sorong, Pangkoarmada III Pastikan Tindak Tegas Para Pelaku

    Pasca-bentrokan Brimob dan TNI AL di Sorong, Pangkoarmada III Pastikan Tindak Tegas Para Pelaku

    Nasional
    Kubu Ganjar-Mahfud Sebut Keterangan 4 Menteri di Sidang MK Tak Menjawab Fakta Politisasi Bansos

    Kubu Ganjar-Mahfud Sebut Keterangan 4 Menteri di Sidang MK Tak Menjawab Fakta Politisasi Bansos

    Nasional
    PPP Siap Gabung Pemerintahan Prabowo, Golkar: Nanti Dibahas di Internal KIM

    PPP Siap Gabung Pemerintahan Prabowo, Golkar: Nanti Dibahas di Internal KIM

    Nasional
    Serahkan Kesimpulan ke MK, Kubu Ganjar-Mahfud Tegaskan Tetap pada Petitum Awal

    Serahkan Kesimpulan ke MK, Kubu Ganjar-Mahfud Tegaskan Tetap pada Petitum Awal

    Nasional
    Tim Ganjar-Mahfud Serahkan Kesimpulan ke MK, Sebut 5 Pelanggaran yang Haruskan Pilpres Diulang

    Tim Ganjar-Mahfud Serahkan Kesimpulan ke MK, Sebut 5 Pelanggaran yang Haruskan Pilpres Diulang

    Nasional
    3 Cara Isi Saldo JakCard

    3 Cara Isi Saldo JakCard

    Nasional
    Waspadai Dampak Perang Israel-Iran, Said Minta Pemerintah Lakukan 5 Langkah Strategis Ini

    Waspadai Dampak Perang Israel-Iran, Said Minta Pemerintah Lakukan 5 Langkah Strategis Ini

    Nasional
    Mahasiswa Hukum Empat Kampus Serahkan 'Amici Curiae', Minta MK Batalkan Hasil Pemilu

    Mahasiswa Hukum Empat Kampus Serahkan "Amici Curiae", Minta MK Batalkan Hasil Pemilu

    Nasional
    MA Tolak Kasasi Bambang Kayun

    MA Tolak Kasasi Bambang Kayun

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com