Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jhonny Allen Anggap Wajar Arahan Jelang KLB Demokrat

Kompas.com - 21/03/2013, 03:18 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Jhonny Allen menganggap pesan singkat yang disebarkan Sekretaris Majelis Tinggi Jero Wacik ke pengurus-pengurus daerah adalah hal yang wajar. Jhonny melihat itu sebagai bentuk komunikasi dua arah dalam mempersiapkan Kongres Luar Biasa.

"Namanya komunikasi dua arah dari Majelis Tinggi sebagai orangtua sementara daerah sebagai adik-adik. Itu biasa saja, tidak ada masalah," kata Jhonny di kompleks Parlemen, Rabu (20/3/2013).

Jhonny menjelaskan bahwa pesan singkat itu juga sebagai upaya menghimpun saran dari para pengurus daerah. "Masukannya dari daerah agar calon ketua umum fokus untuk pileg, untuk capres dan cawapres jangan dulu lah," katanya.

Jhonny juga membantah pesan singkat yang disampaikan Jero itu adalah sebagai salah satu bentuk instruksi untuk mendukung salah satu kandidat tertentu.

"Enggak ada. Dukungan itu dalam konteks KLB supaya musyawarah mufakat karena waktu pendek," ucap Jhonny.

Menjelang perhelatan Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat, suasana di internal partai itu kian memanas. Pada hari ini, Rabu (20/3/2013), sebuah pesan singkat disebarkan kepada para pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD) mengatasnamakan Majelis Tinggi Partai Demokrat. Berikut isi pesan singkat itu:

Kpd yth. Ketua DPD PD DKI Jakarta, Jabar, Jateng, D.I. Yogyakarta, Jatim, Banten, Bali, NTB, NTT, Maluku, Malut, Papua dan Papua Barat....Mohon bantuan dan kerjasamanya untuk segera mengirimkan SURAT PERNYATAAN PARA KETUA DPD & DPC MASING2 PROVINSI (yang sudah ditandatangani), sesuai dgn arahan Ketua Majelis Tinggi PD, melalui Sekretaris Majelis Tinggi PD (Bpk. Jero Wacik), adapun Surat Pernyataan tsb dapat dikirimkan melalui fax : 021-5221934, atau e-mail : ajudanmenteri@gmail.com. Demikian, tks bnyk atas perhatian dan bantuannya, salam.

Terkait pesan singkat ini, Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Jero Wacik membenarkan dirinya menyebarkan pesan singkat itu. "Hanya membuat tertulis apa yang sudah disampaikan ketua-ketua DPD secara lisan kepada Majelis Tinggi waktu di Cikeas. Dulu lisan, dibuat tertulis, itu saja," ujar Jero.

Instruksi ke daerah

Sementara itu, Ketua DPC Banggai Ever Kuganda mengaku pihaknya belum menerima pesan singkat dari Majelis Tinggi itu. Namun, Ever mengakui setiap DPC di Sulawesi Tengah sempat dikirimkan faksimil tentang pernyataan sikap. Di dalam faksimil itu, ada tiga instruksi Majelis Tinggi kepada pengurus DPD dan DPC Partai Demokrat. Ketiga instruksi itu yakni sepakat menyelenggarakan kongres luar biasa (KLB) sesegera mungkin, menyepakati siapa pun calon yang ditetapkan Majelis Tinggi, dan tidak boleh merangkap jabatan.

"Jadi seakan-akan syarat-syarat itu atas kesadaran kita sendiri. Seakan-akan ini usulan kami. Padahal itu muncul dari DPP (Dewan Pimpinan Pusat), bukan dari kami," kata Ever.

Atas permintaan Majelis Tinggi itu, Ever mengaku tidak ikut menandatangani. Menurutnya, DPC Demokrat Banggai hanya menyetujui dua hal ,yakni terselenggaranya KLB dan menyetujui nama-nama dari Majelis Tinggi.

"Namun, kami tambahkan untuk tidak menutup kemungkinan kader eksternal di poin ketiga kami," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

    TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

    Nasional
    Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

    Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

    Nasional
    Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

    Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

    Nasional
    Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

    Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

    Nasional
    Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

    Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

    Nasional
    Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

    Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

    Nasional
    KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

    KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

    Nasional
    Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

    Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

    Nasional
    Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

    Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

    Nasional
    Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

    Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

    Nasional
    Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

    Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

    Nasional
    KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

    KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

    Nasional
    Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

    Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

    Nasional
    Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

    Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com