Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tekanan atas Nilai Rupiah Meningkat

Kompas.com - 21/03/2013, 03:01 WIB

Jakarta, Kompas - Tekanan pelemahan nilai tukar rupiah atas dollar AS cenderung menguat memasuki pekan ketiga Maret 2013. Pelemahan mata uang euro terkait kondisi Uni Eropa, khususnya Italia dan Siprus, menjadi sentimen negatif di tengah proyeksi penurunan tingkat pertumbuhan perekonomian Indonesia pada tahun ini.

Merujuk data Bank Indonesia (BI), Rabu (20/3), nilai rupiah menurut kurs tengah BI melemah tipis 5 poin menjadi Rp 9.723 per dollar AS. Padahal, posisi rupiah pada Senin lalu masih Rp 9.718 per dollar AS.

Namun, dibandingkan posisi pekan lalu, posisi rupiah pekan ini tercatat lebih rendah. Pada akhir pekan lalu, rupiah berada pada level Rp 9.700 per dollar AS. Merujuk kurs tengah Bloomberg, rupiah melemah ke level Rp 9.724 per dollar AS dari hari sebelumnya, Rp 9.720 per dollar AS.

”Nilai rupiah masih akan terimbas kecemasan kondisi di Italia dan Siprus yang masih belum pasti,” kata Kepala Riset BNI Treasury Nurul Eti Nurbaeti, di Jakarta, Rabu.

Menurut Nurul, investor masih menunggu kepastian pemerintahan baru di Italia. Sementara kondisi Siprus menjadi penekan terbaru, terutama menyangkut solusi atas syarat pencairan dana talangan. Parlemen Siprus dilaporkan menolak rencana pemberian dana talangan dari Uni Eropa dengan persyaratan pengenaan pajak pada deposito.

Tekanan terhadap rupiah juga lebih besar dibandingkan sepanjang Februari lalu. Dari catatan Bank Indonesia, sepanjang Februari tekanan depresiasi terhadap rupiah cenderung melemah sehingga nilai rupiah mencapai Rp 9.680 per dollar AS. Jika dibandingkan dengan posisi awal tahun 2013, nilai rupiah menguat sekitar 0,31 persen saat itu.

Kepala Biro Hubungan Masyarakat Bank Indonesia Difi Ahmad Johansyah menyatakan, kebijakan stabilisasi nilai tukar yang ditempuh BI, termasuk penguatan mekanisme intervensi valuta asing dan pembentukan referensi nilai tukar rupiah di pasar domestik, mampu meningkatkan kepercayaan pasar. Selain itu, stabilitas nilai tukar juga didukung masuknya aliran dana nonresiden ke instrumen rupiah sebesar Rp 27,6 triliun.

”Ke depan, BI terus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah sesuai kondisi fundamental perekonomian,” ujar Difi, awal Maret.

Terkait perekonomian nasional, Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan produk domestik bruto 6,2 persen tahun 2013 dan 6,5 persen pada 2014. Walaupun prospek dasar tetap kuat, arah belanja investasi Indonesia di masa depan menjadi salah satu faktor ketidakpastian utama.

Ketidakpastian itu, antara lain, perlambatan pertumbuhan investasi dan ekspor bersih yang membebani pertumbuhan tahun 2013. Ekspor akan mengalami pemulihan lambat, tetapi impor akan terus meningkat kuat. Kondisi ini akan ikut menentukan posisi nilai tukar rupiah. (BEN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com