Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hatta Rajasa Bilang Semua Capres Cerdas

Kompas.com - 19/03/2013, 18:15 WIB
Kontributor Bandung, Rio Kuswandi

Penulis

SUMEDANG, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Perekonomian sekaligus Ketua Partai Amanat Nasional (PAN) Hatta Rajasa enggan mengomentari hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) terkait calon Presiden yang paling populer dan cerdas saat ini. Dia pun menolak berkomentar soal penyandingan dirinya dengan Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto.

"Kalau cerdas, ya (calon Presiden) semuanya saya rasa juga cerdas," ujar Hatta singkat, ketika dicecar wartawan terkait survei itu, seusai menjadi pembicara di Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat, Selasa (19/3/2013). Sesudahnya dia langsung berlalu memasuki kendaraan meninggalkan kampus tersebut.

Sebelumnya, LSI melansir hasil survei yang dilakukan pada 1-8 Maret 2013, yang menempatkan pasangan Prabowo dan Hatta di peringkat ketiga dengan dukungan 10,1 persen suara responden. Namun, duet ini kalah jauh dibandingkan dua pasangan kandidat di atas mereka. LSI mendapatkan pasangan Aburizal Bakrie-Joko Widodo menempati posisi pasangan paling diminati, dengan 36 persen suara. Berikutnya, adalah pasangan Megawati-Jusuf Kalla dengan dukungan 22,9 persen responden.

Peneliti LSI Adjie Alfaraby mengungkapkan, komposisi pasangan calon presiden dan wakil presiden itu dibuat dengan merujuk pada dua indikator. Pertama, aturan dalam Undang-Undang Pemilu mengenai syarat minimal dukungan partai atau koalisi partai dalam mengajukan capres dan cawapres. Kedua, realitas perolehan suara partai itu sendiri dalam pemilihan anggota legislatif.

Pasal 9 Undang-Undang Pemilu nomor 42 tahun 2008, mensyaratkan pasangan calon Presiden dan wakilnya, harus didukung partai atau gabungan partai dengan perolehan minimal 20 persen kursi DPR atau 25 persen suara sah Pemilu Legislatif. Menurut Adjie, jika syarat tersebut tidak berubah maka hanya ada tiga skenario koalisi pencapresan yang akan terjadi pada Pemilu 2014. "Ada tiga koalisi yakni poros Golkar dan koalisinya, poros PDI-P dengan koalisinya, dan Partai Demokrat dan atau Partai Gerindra dengan koalisinya," kata dia.

Untuk poros Gerindra, LSI menduetkan Prabowo dan Hatta Rajasa yang selama ini diusung PAN menjadi capres. Pilihan terhadap Hatta karena saat ini Prabowo dinilai tengah membangun komunikasi politik dengan Hatta Rajasa. "Namun, akan realistis jika hasil pemilu, PAN mendapat suara signifikan sehingga pasangan Prabowo-Hatta adalah pasangan yang mungkin muncul di luar kekuatan poros Golkar dan PDI-P. Kedua pasangan ini juga mungkin direstui SBY," kata Adjie.

Berita terkait dapat dibaca dalam topik: Geliat Politik Jelang 2014

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Nasional
    BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

    BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

    Nasional
    Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

    Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

    Nasional
    GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

    GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

    Nasional
    Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

    Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

    Nasional
    Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

    Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

    Nasional
    Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

    Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

    Nasional
    Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

    Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

    Nasional
    5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

    5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

    Nasional
    Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

    Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

    Nasional
    Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

    Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

    Nasional
    PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin 'Gemoy'

    PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin "Gemoy"

    Nasional
    Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

    Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

    Nasional
    DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

    DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

    Nasional
    Sinyal 'CLBK' PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

    Sinyal "CLBK" PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com