Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prabowo: Indonesia Alami "Kutukan Sumber Alam"

Kompas.com - 18/03/2013, 19:52 WIB
Kontributor Malang, Yatimul Ainun

Penulis

MALANG, KOMPAS.com - Ketua Dewan Penasihat Partai Gerindra, Prabowo Subianto menilai bahwa saat ini bangsa Indonesia sedang mengalami "kutukan sumber alam" atau the curse of the natural resources.

Sumber alam sudah menjadi kutukan, bukan menjadi suatu aset yang mendorong ke arah kesejahteraan rakyat. "Itulah yang sering saya sebut sebagai paradoks Indonesia. Negara kaya yang rakyatnya miskin. Menurut saya, ada empat tantangan yang dihadapi bangsa kita saat ini," kata Prabowo saat mengisi Seminar Nasional dan Pelantikan Masika ICMI dan Orda Malang Raya bertema "Membangun Ekonomi Kerkayatan untuk Mewujudkan Kemandirian dan Kedaulatan Rakyat", Senin (18/03/2013) di Kota Malang Jawa Timur.

Probowo Subianto mengatakan, tantangan pertama adalah menipisnya sumber energi Indonesia. "Cadangan minyak kita 4.3 miliar barrel. Untuk produksi per tahunnya mencapai 347 juta barrels. Maka pada 12 tahun mendatang akan habis," kata Prabowo.

Untuk gas bumi, cadangan yang ada mencapai 107 triliun kubik kaki, produksi 3.06 triliun kubik kaki. "Gas bumi kita akan habis 34 tahun mendatang. Ini ancaman dan sekaligus tantangan bagi kita mencari alternatifnya. Cadangan batu bara kita ada 21.13 miliar short tons dan produksi mencapai 256 juta short tons. Akan habis 79 tahun mendatang," kata Prabowo.

Tantangan kedua adalah ledakan penduduk Indonesia yang saat ini mencapai 241.000.000 orang. "Sesuai data BPS setiap tahunnya naik 1,6 persen. Dalam 20 tahun ke depan, Indonesia akan memiliki 76.000.000 mulut baru untuk diberi makan. Makanya, KB harus kembali digalakkan sebagai bentuk antisipasi ledakan penduduk," ungkap Prabowo.

Lebih lanjut Prabowo mengatakan di depan ratusan peserta seminar, bahwa tak bisa dipungkiri pemerintahan Indonesia sangat lemah. "Pemerintahan kita lemah, tidak efisien dan korup. Kondisi negara saat ini saya gambarkan sebagai lingkaran setan. Akibat pemerintahan lemah, marak praktik korupsi. Jika banyak koruptor, pembangunan akan berkurang. Hal ini saya nilai adalah kesengajaan," katanya.

Terakhir, Prabowo menjelaskan, tantangan ke empat terjadi ketidakseimbangan struktur perekonomian. "Sirkulasi uang 60 persen di Jakarta. Di kota-kota besar lainnya di luar Jakarta hanya 30 persen. Sementara di desa hanya 10 persen. Wajar jika orang desa pindah ke kota karena mencari uang. Banyak yang menjadi TKI dan menjadi budak negara lain. Ini harus kita selesaikan kedepannya," katanya.

Probowo mengaku tidak anti barat, tapi Indonesia tidak mau menjadi budak barat. "Kami tidak mau jadi budak bangsa lain dan tidak mau diperintah negara lain yang menyengsarakan rakyat. Mari rakyat bangkit, kembalikan sistem ekonomi sesuai dengan UU 1945," katanya lantang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com