Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerindra Buka Peluang Duet Prabowo-Hatta Rajasa

Kompas.com - 18/03/2013, 10:39 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Partai Gerindra membuka peluang menduetkan Ketua Dewan Pembina Gerindra Prabowo Subianto dengan Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Hatta Rajasa dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014. Hal itu dikatakan anggota Dewan Pembina Gerindra Martin Hutabarat merespons hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang menilai bahwa Prabowo-Hatta berpeluang untuk diduetkan. Menurut Martin, survei ini menjadi masukan bagi partainya.

"Hubungan pribadi antara Prabowo dan Hatta pun selama ini sangat baik sehingga tidak akan menjadi hambatan apabila keduanya nanti sepakat untuk dipasangkan," ujar Martin, di Jakarta, Senin (18/3/2013).

Namun, Martin mengungkapkan, persoalan saat ini justru terletak pada elektabilitas Partai Gerindra yang belum menyamai elektabilitas Prabowo. "Apabila elektabilitas Gerindra tidak dapat mengejar popularitas Prabowo maka niat untuk menduetkan Prabowo dan Hatta pun akan mengundang ketidakpastian," katanya.

Seperti diberitakan, survei terbaru LSI yang dilakukan pada 1-8 Maret 2013, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa menempati peringkat ketiga hasil survei dengan 10,1 persen. Namun, duet keduanya masih kalah populer jika dibandingkan Aburizal Bakrie-Joko Widodo yang menempati urutan teratas (36 persen) dan Megawati-Jusuf Kalla (22,9 persen).

Peneliti LSI Adjie Alfaraby mengungkapkan, komposisi pasangan calon presiden dan wakil presiden itu dibuat dengan merujuk pada dua indikator. Pertama, aturan dalam Undang-Undang Pemilu mengenai syarat minimal dukungan partai atau koalisi partai dalam mengajukan capres dan cawapres. Kedua, realitas perolehan suara partai itu sendiri dalam pemilihan anggota legislatif (pileg).

Dalam Undang-Undang Pemilu nomor 42 tahun 2008, syarat pencapresan yakni partai atau gabungan partai yang memenuhi minimal 25 persen suara sah pemilu atau 20 persen kursi parlemen. Menurut Adjie, jika syarat tersebut tidak berubah maka hanya ada tiga skenario koalisi pencapresan yang akan terjadi pada Pemilu 2014.

"Ada tiga koalisi yakni poros Golkar dan koalisinya, poros PDI-P dengan koalisinya, dan Partai Demokrat dan atau Partai Gerindra dengan koalisinya," kata dia.

Untuk poros Gerindra, LSI menduetkan Prabowo dan Hatta Rajasa yang selama ini diusung PAN menjadi capres. Pilihan terhadap Hatta karena saat ini Prabowo dinilai tengah membangun komunikasi politik dengan Hatta Rajasa.

"Namun, akan realistis jika hasil pemilu, PAN tidak mendapat suara signifikan sehingga pasangan Prabowo-Hatta adalah pasangan yang mungkin muncul di luar kekuatan poros Golkar dan PDI-P. Kedua pasangan ini juga mungkin direstui SBY," kata Adjie.

Berita terkait dapat diikuti dalam topik:
Geliat Politik Jelang 2014

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Firli Disebut Minta Rp 50 Miliar ke SYL, Pengacara: Fitnah!

    Firli Disebut Minta Rp 50 Miliar ke SYL, Pengacara: Fitnah!

    Nasional
    Nasib Putusan Sengketa Pilpres 2024 jika Komposisi Hakim Menolak dan Mengabulkan Imbang

    Nasib Putusan Sengketa Pilpres 2024 jika Komposisi Hakim Menolak dan Mengabulkan Imbang

    Nasional
    KPK Periksa Anggota DPR Ihsan Yunus Jadi Saksi Pengadaan APD Covid-19

    KPK Periksa Anggota DPR Ihsan Yunus Jadi Saksi Pengadaan APD Covid-19

    Nasional
    Jokowi dan Megawati Saling Memunggungi

    Jokowi dan Megawati Saling Memunggungi

    Nasional
    Soal Resolusi Gencatan Senjata di Gaza, Menlu China Sebut AS Pakai Hukum Internasional Sesuai Keinginannya Saja

    Soal Resolusi Gencatan Senjata di Gaza, Menlu China Sebut AS Pakai Hukum Internasional Sesuai Keinginannya Saja

    Nasional
    Indonesia dan China Akan Bahas Kelanjutan Proyek Kereta Cepat, Luhut Kembali Terlibat

    Indonesia dan China Akan Bahas Kelanjutan Proyek Kereta Cepat, Luhut Kembali Terlibat

    Nasional
    KPU Siap Laksanakan Apa Pun Putusan MK soal Sengketa Pilpres 2024

    KPU Siap Laksanakan Apa Pun Putusan MK soal Sengketa Pilpres 2024

    Nasional
    KPU Tegaskan Caleg Terpilih Wajib Mundur jika Maju Pilkada 2024

    KPU Tegaskan Caleg Terpilih Wajib Mundur jika Maju Pilkada 2024

    Nasional
    Megawati Kirim 'Amicus Curiae' ke MK, KPU: Itu Bukan Alat Bukti

    Megawati Kirim "Amicus Curiae" ke MK, KPU: Itu Bukan Alat Bukti

    Nasional
    KPK Tetapkan Eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto Tersangka TPPU

    KPK Tetapkan Eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto Tersangka TPPU

    Nasional
    Menko Polhukam Sebut Mayoritas Pengaduan Masyarakat Terkait Masalah Agraria dan Pertanahan

    Menko Polhukam Sebut Mayoritas Pengaduan Masyarakat Terkait Masalah Agraria dan Pertanahan

    Nasional
    Menko Polhukam Minta Jajaran Terus Jaga Stabilitas agar Tak Ada Kegaduhan

    Menko Polhukam Minta Jajaran Terus Jaga Stabilitas agar Tak Ada Kegaduhan

    Nasional
    Bertemu Menlu Wang Yi, Jokowi Dorong China Ikut Bangun Transportasi di IKN

    Bertemu Menlu Wang Yi, Jokowi Dorong China Ikut Bangun Transportasi di IKN

    Nasional
    Indonesia-China Sepakat Dukung Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

    Indonesia-China Sepakat Dukung Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

    Nasional
    Setelah Bertemu Jokowi, Menlu China Wang Yi Akan Temui Prabowo

    Setelah Bertemu Jokowi, Menlu China Wang Yi Akan Temui Prabowo

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com