UNGARAN, KOMPAS.com - Penandatanganan ijazah di enam Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) di Kabupaten Semarang dikhawatirkan akan bermasalah menyusul masih berlanjutnya kekosongan posisi kepala sekolah disekolah tersebut sejak enam bulan terakhir ini.
Kekhawatiran itu diantaranya disampaikan anggota Fraksi PAN DPRD Kabupaten Semarang, Said Riswanto. Pihaknya khawatir kekosongan jabatan kepala sekolah selama satu semester tersebut akan mengganggu operasional sekolah terlebih menjelang pelaksanaan ujian nasioanal pada Mei mendatang, utamanya terkait penandatangan ijazah.
"Semestinya saat ini harus sudah terisi, sehingga pengelolaan sekolah bisa lancar. Selain itu mengejar pelaksanaan Ujian Nasional dan penandatanganan ijazah siswa yang lulus. Jadi Kami minta Dinas Pendidikan sesegera mungkin untuk mengisi jabatan Kepala SMPN yang kosong. Stock-nya kan sudah ada tinggal menempatkan saja," ungkap Said Riswanto, Minggu (17/3/2013).
Saat dikonfirmasi, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang, Dewi Pramuningsih membenarkan ada kekosongan posisi kepala sekolah. Namun, pihaknya menjamin kekhawatiran terkait keabsahan ijazah ini tidak akan terjadi, karena penempatan enam Kepala sekolah di enam SMPN tersebut akan dilakukan pada saat yang tepat.
"Untuk daftar nominasi kepala sekolah tetap sudah masuk. Namun belum bisa diganti karena dikhawatirkan akan menganggu ketenangan konsentrasi di sejumlah sekolah yang bersangkutan. Kepala Sekolah baru tersebut akan ditempatkan usai ujian nasional, tapi sebelum penandatangan ijazah, sekitar bulan April atau awal Mei mendatang," jelas Dewi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.