Marzuki Alie Sulit Jadi Ketum Demokrat

JAKARTA, KOMPAS.com - Peluang Marzuki Alie menjadi Ketua Umum Partai Demokrat diperkirakan kecil lantaran masih menjabat sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Hal tersebut disampaikan anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Suadi Marasabessy saat dihubungi wartawan, Jumat (15/3/2013).

"Jadi ketum itu harus fokus mencurahkan pikirannya untuk partai dan tidak ada niatan jadi capres," ujar Suadi.

Jika Marzuki tidak meletakkan jabatannya menjadi Ketua DPR, lanjutnya, hal itu bisa dijadikan manuver politik bagi lawan-lawannya dalam Kongres Luar Biasa (KLB). "Akan sulit. Bisa jadi posisi di DPR akan diributkan," ucapnya.

Suadi mengakui, jelang KLB ini beberapa kader sudah menyatakan akan maju sebagai calon ketum. Mereka di antaranya, Marzuki dan Saan Mustopa. Ia pun mendukung pemilihan ketum dilakukan secara aklamasi agar ketum terpilih bisa cepat ditetapkan. "Seperti kita tahu, Majelis Tinggi juga memiliki otoritas tinggi. Apa pun yang terjadi di dalam KLB, maka akan di bawah Majelis Tinggi. Jadi aklamasi pun tidak akan menyimpang dari demokrasi dan musyawarah mufakat, sah-sah saja," ucap Suadi.

Bursa kursi ketum Partai Demokrat kini kian panas dengan munculnya sejumlah nama yang digadang menjadi pengganti Anas Urbaningrum. Dari kalangan internal nama yang disebut-sebut yakni Hadi Utomo (mantan Ketua Umum Partai Demokrat), Marzuki Alie (Wakil Ketua Dewan Pembina), Edhie Baskoro Yudhoyono (Sekjen), dan Ny Ani Yudhoyono. Sementara dari kalangan eksternal yakni Djoko Suyanto (Menkopolhukam), Jenderal TNI Pramono Edhie (Kasad), dan Gita Wirjawan (Menteri Perdagangan).

Seluruh kandidat akan dipilih dalam forum Kongres Luar Biasa yang akan dilakukan pada tanggal 30-31 Maret 2013 di Denpasar, Bali. Menjelang KLB, sejumlah politisi Demokrat mendukung mekanisme pemilihan akan berlangsung aklamasi. Dalam artian, nantinya SBY yang menyaring semua calon dan kemudian dikeluarkan ke peserta kongres untuk dipilih.