Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Syarat Pas untuk Ny Ani Yudhoyono

Kompas.com - 15/03/2013, 13:09 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Dewan Kehormatan Partai Demokrat, Amir Syamsuddin, menjelaskan, syarat Ketua Umum Partai Demokrat yang dikemukakan cocok untuk Ny Ani Yudhoyono. Ani dinilai sebagai pemersatu partai.

”Untuk menghadapi situasi yang khusus, dibutuhkan figur ketua umum sebagai pemersatu partai. Ini sangat membantu pemulihan partai ke depan,” kata Amir di Jakarta, Kamis (14/3/2013).

Amir mengaku sulit menemukan kader yang dapat menjadi pemersatu. Resistensi terhadap Ani juga sangat kecil. Jika menjadi ketua umum, Ani harus didukung pengurus inti yang kuat dan sinergis.

Pengamat politik dari LIPI, Siti Zuhro, menilai, apa yang dialami Demokrat merupakan titik awal membangun parpol sebagai rumah demokrasi, bukan kebesaran patron. Jika sistem partai berjalan baik, partai seharusnya mampu menghasilkan kader-kader berkualitas dan siap menjadi pemimpin. ”Seharusnya partai yang membesarkan tokoh, bukan tokoh yang membesarkan partai,” katanya.

Tak tertarik

Di Surabaya, Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengaku tidak tertarik menjadi Ketua Umum Partai Demokrat. ”Pertama, syaratnya, kan, full timer, tidak bisa rangkap jabatan. Ya, jelas tidak mungkin. Jadi, saya memang ingin fokus di Jatim,” ujar Soekarwo yang masuk bursa calon.

Meski sudah menetapkan pilihan, Ketua DPD Demokrat Jatim ini akan mengikuti pertimbangan Majelis Tinggi Partai Demokrat jika diperintah.

Terkait peran Ketua Majelis Tinggi Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, Ketua Fraksi Partai Demokrat di DPR Nurhayati Ali Assegaf menilai wajar dan positif. Upaya SBY mengusung beberapa nama calon ketua umum di kongres luar biasa (KLB) untuk penyelamatan partai. ”Semua orang boleh mengusung nama, masak Ketua Majelis Tinggi tidak boleh?” ujarnya.

Menurut dia, penggunaan aklamasi dalam pemilihan ketua umum juga tidak berarti tidak demokratis. ”Jika sudah 80 persen mengajukan satu nama, berarti sudah dapat dibilang aklamasi. Aklamasi juga demokratis,” kata Nurhayati.

Anggota Dewan Pembina Demokrat, Jero Wacik, mengungkapkan, KLB disiapkan dengan musyawarah untuk mufakat dan tidak ada voting saat penentuan ketua umum. Sebaliknya, Wakil Ketua Dewan Pembina Demokrat Marzuki Alie mengatakan, ketua umum dapat dipilih melalui voting atau aklamasi.

Syarat belum final

Wakil Sekretaris Jenderal Demokrat Saan Mustopa mengatakan, semua ketentuan, seperti syarat ketua umum, baru akan dibahas dan diputuskan di arena KLB. Sejumlah syarat yang sekarang muncul belum final.

Pengajar Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, AA GN Ari Dwipayana, mengemukakan, pertarungan perebutan jabatan ketua umum akan dimulai sejak perumusan aturan main, termasuk menyangkut kriteria calon. Pertarungan akan terjadi antara kubu Cikeas dan kubu Marzuki Alie. ”Kubu Cikeas jelas membuat frame yang membatasi kubu Marzuki Alie dengan cara membangun opini bahwa ketua umum tidak bisa merangkap jabatan. Ini menjadi pilihan yang sulit bagi Marzuki,” tutur Ari.(NWO/DIK/ILO/FER/IAM/ATO/LOK/ZAL)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 28 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 28 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    'Checks and Balances' terhadap Pemerintahan Dinilai Lemah jika PDI-P Gabung Koalisi Prabowo

    "Checks and Balances" terhadap Pemerintahan Dinilai Lemah jika PDI-P Gabung Koalisi Prabowo

    Nasional
    Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Berikut Daftar Koalisi Terbaru Indonesia Maju

    Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Berikut Daftar Koalisi Terbaru Indonesia Maju

    Nasional
    PKS Temui PKB Bahas Potensi Kerja Sama untuk Pilkada 2024, Jateng dan Jatim Disebut

    PKS Temui PKB Bahas Potensi Kerja Sama untuk Pilkada 2024, Jateng dan Jatim Disebut

    Nasional
    Dilaporkan ke Dewas, Wakil Ketua KPK Bantah Tekan Pihak Kementan untuk Mutasi Pegawai

    Dilaporkan ke Dewas, Wakil Ketua KPK Bantah Tekan Pihak Kementan untuk Mutasi Pegawai

    Nasional
    Lantik Sekjen Wantannas, Menko Polhukam Hadi Ingatkan Situasi Keamanan Dunia yang Tidak Pasti

    Lantik Sekjen Wantannas, Menko Polhukam Hadi Ingatkan Situasi Keamanan Dunia yang Tidak Pasti

    Nasional
    Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

    Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

    Nasional
    Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

    Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

    Nasional
    Logo dan Tema Hardiknas 2024

    Logo dan Tema Hardiknas 2024

    Nasional
    Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

    Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

    Nasional
    PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

    PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

    Nasional
    Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Nasional
    BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

    BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

    Nasional
    Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

    Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

    Nasional
    GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

    GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com