Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Persaingan Antar Kubu Saling "Pagari" Syarat Ketua Umum Demokrat

Kompas.com - 15/03/2013, 11:46 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Menjelang Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat, setiap kubu mulai mencalonkan kandidat ketua umum jagoannya. Persaingan terlihat dari upaya "memagari" persyaratan calon dengan membuat persyaratan sendiri. Pengamat politik dari Pol-Tracking Institute, Hanta Yudha, menilai, saat ini kubu Cikeas yang berkorelasi kuat dengan Ketua Majelis Tinggi Susilo Bambang Yudhoyono mulai membuat persyaratan bahwa ketua umum tidak boleh rangkap jabatan.

"Tidak boleh rangkap jabatan ini tentu sebagai upaya untuk menjegal pencalonan Marzuki Alie dalam bursa ketum Partai Demokrat," ujar Hanta saat dihubungi, Jumat (15/3/2013).

Di sisi lain, lanjut Hanta, kubu Marzuki Alie mulai menggelontorkan isu bahwa calon ketua umum harus kader Demokrat yang sudah pernah menjadi pengurus. Wakil Ketua Umum Max Sopacua, yang merupakan eks tim sukses Marzuki Alie, menyatakan, tak layak jika Ketua Umum Demokrat berasal dari kalangan eksternal. 

"Persyaratan harus kader ini menjegal upaya calon-calon eksternal seperti Gita Wirjawan dan Pramono Edhie yang memiliki kedekatan dengan Cikeas," kata Hanta.

Sementara itu, dari kubu Anas, lanjutnya, tetap menginginkan agar proses pemilihan calon ketua umum digelar terbuka. Artinya, baik kader internal maupun eksternal bebas masuk dalam bursa calon ketua umum. "Kalau tidak terjadi deal di awal atau kesepakatan yang mengakomodasi, dan pembagian posisi ke semua, maka ini akan terbelah di dalam KLB nanti. Yang terjadi sekarang saling memagari," kata Hanta.

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Saan Mustopa juga mengatakan bahwa rencana aklamasi yang selama ini diwacanakan kubu Cikeas bisa saja ditolak. Mekanisme pencalonan ketua umum, katanya, bukan diatur dalam AD/ART melainkan dalam tata tertib KLB yang baru akan ditetapkan oleh steering committee saat KLB dilakukan. Setelah tata tertib disusun, Saan menjelaskan, rencana tata tertib akan disampaikan ke peserta kongres untuk disetujui atau ditolak. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Jokowi Tinjau Pasar Tumpah Mamasa, Cek Harga dan Berencana Bangun Pasar Baru

    Jokowi Tinjau Pasar Tumpah Mamasa, Cek Harga dan Berencana Bangun Pasar Baru

    Nasional
    PKS: Selamat Bertugas Prabowo-Gibran

    PKS: Selamat Bertugas Prabowo-Gibran

    Nasional
    Pengamat: Prabowo-Gibran Punya PR Besar karena Kemenangannya Dibayangi Kontroversi

    Pengamat: Prabowo-Gibran Punya PR Besar karena Kemenangannya Dibayangi Kontroversi

    Nasional
    Kementerian KP Gandeng Kejagung Implementasikan Tata Kelola Penangkapan dan Budi Daya Lobster 

    Kementerian KP Gandeng Kejagung Implementasikan Tata Kelola Penangkapan dan Budi Daya Lobster 

    Nasional
    Respons Putusan MK, Zulhas: Mari Bersatu Kembali, Kita Akhiri Silang Sengketa

    Respons Putusan MK, Zulhas: Mari Bersatu Kembali, Kita Akhiri Silang Sengketa

    Nasional
    Agenda Prabowo usai Putusan MK: 'Courtesy Call' dengan Menlu Singapura, Bertemu Tim Hukumnya

    Agenda Prabowo usai Putusan MK: "Courtesy Call" dengan Menlu Singapura, Bertemu Tim Hukumnya

    Nasional
    Awali Kunker Hari Ke-2 di Sulbar, Jokowi Tinjau Kantor Gubernur

    Awali Kunker Hari Ke-2 di Sulbar, Jokowi Tinjau Kantor Gubernur

    Nasional
    'MK yang Memulai dengan Putusan 90, Tentu Saja Mereka Pertahankan...'

    "MK yang Memulai dengan Putusan 90, Tentu Saja Mereka Pertahankan..."

    Nasional
    Beda Sikap soal Hak Angket Pemilu: PKB Harap Berlanjut, PKS Menunggu, Nasdem Bilang Tak 'Up to Date'

    Beda Sikap soal Hak Angket Pemilu: PKB Harap Berlanjut, PKS Menunggu, Nasdem Bilang Tak "Up to Date"

    Nasional
    Bima Arya Ditunjuk PAN Jadi Kandidat untuk Pilkada Jabar 2024

    Bima Arya Ditunjuk PAN Jadi Kandidat untuk Pilkada Jabar 2024

    Nasional
    Guru Besar UI: Ironis jika PDI-P Gabung ke Kubu Prabowo Usai Putusan MK

    Guru Besar UI: Ironis jika PDI-P Gabung ke Kubu Prabowo Usai Putusan MK

    Nasional
    Tak Anggap Prabowo Musuh, Anies Siap Diskusi Bareng

    Tak Anggap Prabowo Musuh, Anies Siap Diskusi Bareng

    Nasional
    Bersama Pertamax Turbo, Sean Gelael Juarai FIA WEC 2024

    Bersama Pertamax Turbo, Sean Gelael Juarai FIA WEC 2024

    Nasional
    Tanggapi Putusan MK, KSP: Bansos Jokowi Tidak Memengaruhi Pemilih Memilih 02

    Tanggapi Putusan MK, KSP: Bansos Jokowi Tidak Memengaruhi Pemilih Memilih 02

    Nasional
    Peringati Hari Buku Sedunia, Fahira Idris: Ketersediaan Buku Harus Jadi Prioritas Nasional

    Peringati Hari Buku Sedunia, Fahira Idris: Ketersediaan Buku Harus Jadi Prioritas Nasional

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com