Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini, KPK Kembali Periksa Mentan

Kompas.com - 14/03/2013, 07:16 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com  Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali menjadwalkan pemeriksaan Menteri Pertanian Suswono terkait penyidikan kasus dugaan korupsi kuota impor daging sapi, Kamis (14/3/2013). Suswono akan dimintai keterangan sebagai saksi bagi salah satu tersangka kasus itu, mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera, Luthfi Hasan Ishaaq.

"Rencananya diperiksa sebagai saksi besok (hari ini)," kata Juru Bicara KPK Johan Budi di Jakarta, Rabu (13/3/2013). Pemeriksaan Suswono ini merupakan yang kedua kalinya setelah KPK memeriksa petinggi PKS itu pada pertengahan bulan lalu.

Menurut Johan, pemeriksaan Suswono kembali dijadwalkan untuk mengonfirmasi keterangan tersangka maupun saksi kasus ini. "Memang ada keterangan, setelah diperiksa sebagai saksi beberapa waktu lalu, ada keterangan-keterangan lagi, baik dari saksi atau tersangka, penyidik memerlukan kembali keterangan dari Pak Menteri Pertanian," ujar Johan.

Suswono disebut ikut dalam pertemuan di Medan, Sumatera Utara, bersama Luthfi dan Direktur PT Indoguna Utama Maria Elisabeth Liman. Seusai diperiksa Februari lalu, Suswono mengakui pertemuan tersebut.  "Ya benar (pertemuan itu), intinya saya sudah jelaskan apa adanya," kata dia.

Suswono pun mengakui, ihwal pertemuan di Medan itu termasuk materi pertanyaan yang diajukan penyidik KPK. Namun, Suswono menegaskan, pertemuan itu tidak berkaitan dengan kasus impor sapi yang disidik KPK ini. "Jadi, tidak ada terkait langsung dengan saya,” imbuh Suswono.

Ihwal pertemuan di Medan ini pernah disinggung pula oleh pengacara Luthfi, M Assegaf. Dia mengatakan, kliennya mengikuti pertemuan dengan Suswono, Ahmad Fathanah, Elisabeth, dan pengusaha Elda D Adiningrat di Hotel Arya Duta Medan.

Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar 10 menit itu, menurut Assegaf, baik Suswono maupun Elisabeth, saling mencocokkan data ketersediaan daging sapi versi masing-masing. Assegaf membantah adanya pembahasan masalah kuota impor daging sapi dalam pertemuan tersebut.

KPK menetapkan Luthfi dan tiga orang lainnya sebagai tersangka kasus dugaan penerimaan gratifikasi terkait kepengurusan rekomendasi kuota impor daging sapi pada Kementerian Pertanian. Tiga tersangka selain Luthfi adalah teman dekat Luthfi, Ahmad Fathanah, serta dua Direktur PT Indoguna Utama, Juard Effendi dan Arya Abdi Effendi. Luthfi dan Fathanah diduga menerima Rp 1 miliar dari Juard dan Arya terkait kuota impor daging sapi untuk PT Indoguna Utama.

Suswono diduga ada dalam pusaran kasus dugaan korupsi terkait impor daging sapi tersebut. Dugaan muncul karena Kementerian Pertanian adalah pihak yang menyiapkan kuota impor daging sapi. Perusahaan yang terpilih mengimpor daging sapi harus mendapatkan rekomendasi dari kementerian ini.

Selain itu, Suswono berasal dari partai politik yang sama dengan Luthfi. KPK menduga Luthfi "menjual" pengaruhnya untuk mengintervensi pihak Kementerian Pertanian. Meskipun bukan anggota Komisi IV DPR yang bermitra dengan kementerian ini, posisi Luthfi saat itu sebagai Presiden PKS dianggap memiliki pengaruh besar jika dikaitkan dengan Suswono.

Berita terkait dapat dibaca dalam topik: Skandal Suap Impor Daging Sapi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    MK Diperkirakan Tak Akan Diskualifikasi Prabowo-Gibran

    MK Diperkirakan Tak Akan Diskualifikasi Prabowo-Gibran

    Nasional
    Jadwal Terbaru Pelaksanaan UTBK-SNBT 2024

    Jadwal Terbaru Pelaksanaan UTBK-SNBT 2024

    Nasional
    Dana Zizwaf Selama Ramadhan 2024 Meningkat, Dompet Dhuafa: Kedermawanan Masyarakat Meningkat

    Dana Zizwaf Selama Ramadhan 2024 Meningkat, Dompet Dhuafa: Kedermawanan Masyarakat Meningkat

    Nasional
    MK Diprediksi Bikin Kejutan, Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Sejumlah Daerah

    MK Diprediksi Bikin Kejutan, Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Sejumlah Daerah

    Nasional
    Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

    Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

    Nasional
    Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

    Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

    Nasional
    TPN Ganjar-Mahfud Sebut 'Amicus Curiae' Bukan untuk Intervensi MK

    TPN Ganjar-Mahfud Sebut "Amicus Curiae" Bukan untuk Intervensi MK

    Nasional
    Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

    Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

    Nasional
    Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

    Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

    Nasional
    TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

    TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

    Nasional
    Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

    Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

    Nasional
    Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

    Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

    Nasional
    Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

    Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

    Nasional
    Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

    Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

    Nasional
    Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

    Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com