PALEMBANG, KOMPAS
Hal itu dikatakan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Laode Ida usai pertemuan tertutup dengan Pemerintah Kabupaten OKU, Pemerintah Provinsi Sumsel, Panglima Kodam II/Sriwijaya, dan Kepala Polda Sumsel, di Palembang, Senin (11/3) malam. Pertemuan itu untuk mencari langkah pemulihan dan pencegahan konflik di masa mendatang antara polisi dan TNI.
Laode mengatakan, ancaman kekacauan tak hanya terjadi di OKU, tetapi juga meluas ke Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, yang menjadi lokasi Markas Batalyon Artileri Medan 7615 Tarik/Cailendra. Oknum anggota batalyon itu tercatat menyerang Markas Polres OKU. ”Ada laporan dari OKUT, yang wilayahnya juga diancam akan diganggu terus,” katanya.
Menurut dia, pelaku adalah oknum terdidik dan terlatih, yang menyebarkan pesan singkat (SMS) bernada provokatif lewat telepon seluler. Namun, Laode tak merinci latar belakang oknum itu. ”SMS provokatif masih beredar ke Kapolres OKU Ajun Komisaris Besar Azis Saputra dan Komandan Batalyon Artileri Medan 7615 Tarik/Cailendra Martapura Letnan Kolonel Ifien Anindra serta anggota TNI dan polisi lain,” lanjutnya, seraya meminta SMS berantai itu dihentikan dan pelakunya ditangkap.
Panglima Kodam II/Sriwijaya Mayjen TNI Nugroho Widyotomo mengatakan, 30 orang anggota TNI yang diduga provokator hingga kini masih diperiksa secara mendalam.