JAKARTA, KOMPAS.com - Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian diminta tidak menganggap sepele pertikaian antara aparat kedua institusi itu di Sumatera Selatan seperti dalam pertikaian selama ini. Jika pimpinan kedua institusi masih tidak mengakui akar masalah dan diselesaikan, maka kasus serupa diyakini akan terulang.
"Kalau masalah ini tidak diselesaikan dengan serius, maka kasus-kasus yang lebih seram bisa terjadi sewaktu-waktu. Tinggal menunggu waktu saja," kata Wakil Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Tubagus Hasanuddin melalui pesan singkat, Jumat (8/3/2013).
Tubagus menilai, akar masalah dari pertikaian antaranggota TNI-Polri selama ini lantaran kesenjangan sosial. Masalah itu yang selalu disangkal oleh pimpinan kedua institusi dengan menganggap pertikaian hanya sekedar persoalan kenakalan prajurit di lapangan.
"Ini bukan sekedar persoalan psiko-politik antara 'kakak tua dan adik bungsu' di mana dipersepsikan sebagai adik bungsu yang setelah era reformasi petantang petenteng sok jagoan. Hampir semua kasus bentrokan berawal dari persoalan lalu lintas yang menimbulkan ketegangan hingga akhirnya anggota Polri membuka tembakan," kata Tubagus.
Politisi PDI Perjuangan itu menambahkan, seharusnya pimpinan masing-masing institusi bisa menyelesaikan pencetus pertikaian seperti pelanggaran lalu lintas tersebut dengan mengesampingkan ego masing-masing. "Tapi kalau masalah struktural, maka harus ada penataan ulang peran masing-masing," pungkas mantan Sekretaris Militer itu.
Seperti diberitakan, puluhan anggota TNI Artileri Medan 15/76 Martapura menyerang dan membakar Markas Polres Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumsel. Mereka juga merusak Markas Polsek Martapura serta beberapa pos polisi di Baturaja. Akibatnya, 4 anggota polisi dan 1 petugas kebersihan Markas Polres Ogan Komering Ulu (OKU) terluka. Kapolsek Martapura Komisaris Ridwan pun luka berat.
Ketika tiba, tanpa dialog, tiba-tiba tentara itu menyerang petugas kepolisian dengan pukulan, tendangan, dan senjata tajam. Nyaris tak ada perlawanan dari pihak polisi yang hanya berjumlah sekitar 50 orang. Kapolres OKU Ajun Komisaris Besar Azis Saputra juga terluka.
Penyerangan ini merupakan buntut penembakan yang menewaskan Prajurit Satu Heru Oktavianus (23) dari Artileri Medan (Armed) 15/76 Martapura oleh personel kepolisian lalu lintas Sektor Baturaja Brigadir BW pada 27 Januari lalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.