Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/03/2013, 20:17 WIB

KOMPAS.com - Setelah ibu hamil melahirkan, Air Susu Ibu (ASI) biasanya langsung bisa dikeluarkan sehingga ibu bisa langsung melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD).

"ASI diproduksi selama kehamilan. Maka salah jika ada anggapan bahwa setelah melahirkan ASI belum bisa keluar karena belum bisa memroduksi ASI," ungkap Inna Banani dari Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) kepada Kompas Female, saat kelas New Parent Academy di Comma ID, Santa, Jakarta Selatan, Sabtu (2/3/2013) lalu.

Inna menambahkan, banyak ibu muda yang beranggapan bahwa ASI bisa langsung keluar seperti air mengalir secara tiba-tiba. Padahal mekanismenya bukanlah seperti itu. ASI akan keluar ketika puting payudara mendapatkan rangsangan dari mulut bayi. Rangsangan ini akan membuat hormon oksitosin meningkat dan payudara mengeluarkan ASI.

Namun, dalam kasus-kasus tertentu seperti bayi prematur, ibu tak langsung bisa melakukan IMD. Akibatnya, ASI tidak bisa keluar karena hormon oksitosinnya tak terangsang. "Jika menghadapi masalah seperti ini, Anda bisa melakukan rangsangan lain untuk menstimulasi peningkatan hormon oksitosin ini," jelasnya.

1. Menenangkan diri
Ketika belum bisa mengeluarkan ASI-nya, biasanya ibu-ibu yang baru melahirkan akan langsung panik. Jika ini terjadi pada Anda, cobalah untuk menenangkan diri. Duduklah dengan tenang sendirian. Namun jika lebih tenang ditemani seseorang, pilihlah orang yang bisa mendukung dan menenangkan Anda. Ketenangan akan membantu Anda menstimulasi otak dan memerintahkan pengeluaran oksitosin yang merangsang keluarnya ASI.

2. Kontak kulit dengan bayi
Ketika bayi lahir prematur, mungkin Anda tak bisa langsung menyusui si kecil. Agar ASI bisa keluar, paling tidak lakukan kontak kulit dengan si kecil.

3. Melihat foto bayi
Jika tidak memungkinkan untuk melakukan kontak kulit dengan si kecil, ada cara lain untuk menstimulasi keluarnya ASI. "Anda bisa melihat foto si kecil, mendengarkan rekaman suara tangisannya, atau mencium bau tubuh dari bajunya," tambah Inna.

4. Hypnobreastfeeding
Untuk meningkatkan produksi ASI, ibu bisa menerapkan hypnobreastfeeding sendiri di rumah. Teknik ini dilakukan dengan memasukkan kalimat motivasi ke dalam pikiran bawah sadar ibu. Anda bisa membayangkan ASI sedang mengalir deras seperti air mancur dan si kecil minum ASI Anda sampai kenyang. Bayangan ini akan masuk ke dalam pikiran bawah sadar Anda sehingga bisa memotivasi Anda memroduksi ASI. Anda juga bisa menerapkan teknik pernafasan untuk membuatnya jadi rileks. Jika teknik ini berhasil, payudara akan mengencang karena peningkatan jumlah produksi ASI.

5. Minuman hangat
Minuman hangat seperti susu, teh, atau kopi akan membantu Anda untuk menenangkan diri. Kondisi tubuh yang tenang akan membantu mekanisme tubuh kembali normal dan meningkatkan ASI. "Yang paling penting adalah menghindari stres. Stres akan semakin menghambat produksi ASI Anda," tambahnya.

6. Menghangatkan payudara
Biasanya ketika ASI sulit diperah, payudara akan membengkak. Untuk meredakannya Anda bisa menghangatkan payudara dengan mengompresnya atau mandi air hangat. Cara ini juga bisa membantu menstimulasi keluarnya ASI.

7. Merangsang puting susu
Selain rangsangan dari mulut bayi, rangsangan juga bisa dilakukan dengan cara menarik lembut atau memutar perlahan puting susu. Anda juga bisa memijatnya perlahan atau sekadar mengusapnya.

8. Pijat
Khusus yang satu ini, Anda butuh bantuan orang lain, misalnya suami atau keluarga lainnya. Anda bisa meminta mereka untuk memijat leher dan punggung Anda. "Ketika dipijat, posisikan diri Anda dalam posisi setengah menunduk. Akan lebih baik jika Anda melepaskan baju Anda, sehingga payudara akan jatuh ke bawah. Mulailah memijat dari bagian leher ke punggung dengan menggunakan ibu jari," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kim Kardashian: Mengandung adalah Pengalaman Terburuk

Kim Kardashian: Mengandung adalah Pengalaman Terburuk

Seputar Kehamilan
Amankah Melakukan 'Pilates' untuk Ibu Hamil?

Amankah Melakukan "Pilates" untuk Ibu Hamil?

Seputar Kehamilan
Kapan Usia yang Tepat Bagi Wanita untuk Memiliki Anak?

Kapan Usia yang Tepat Bagi Wanita untuk Memiliki Anak?

Seputar Kehamilan
Kate Middleton Ingin Segera Miliki Anak Ketiga?

Kate Middleton Ingin Segera Miliki Anak Ketiga?

Seputar Kehamilan
10.000 Langkah Per Hari untuk Kim Kardashian Selama Masa Kehamilan

10.000 Langkah Per Hari untuk Kim Kardashian Selama Masa Kehamilan

Seputar Kehamilan
Luar Biasa, Wanita Ini 4 Kali Lahirkan Anak Kembar

Luar Biasa, Wanita Ini 4 Kali Lahirkan Anak Kembar

Seputar Kehamilan
Hamil 8 Bulan, Wanita Ini 'Ngidam' Makan Sabun

Hamil 8 Bulan, Wanita Ini "Ngidam" Makan Sabun

Seputar Kehamilan
Mengapa Ibu Hamil Mudah Tersinggung?

Mengapa Ibu Hamil Mudah Tersinggung?

Seputar Kehamilan
Hamil Muda Kenakan Sepatu Hak Tinggi, Kim Kardashian Nyaris Terjatuh

Hamil Muda Kenakan Sepatu Hak Tinggi, Kim Kardashian Nyaris Terjatuh

Seputar Kehamilan
Terungkap, Jenis Kelamin Bayi Kedua Kim Kardashian

Terungkap, Jenis Kelamin Bayi Kedua Kim Kardashian

Seputar Kehamilan
Kim Kardashian Tengah Hamil Anak Kedua?

Kim Kardashian Tengah Hamil Anak Kedua?

Seputar Kehamilan
Publik Heran, Kate Middleton Kuat Berdiri Usai Melahirkan

Publik Heran, Kate Middleton Kuat Berdiri Usai Melahirkan

Seputar Kehamilan
Langkah Mudah Selenggarakan Acara 'Baby Shower'

Langkah Mudah Selenggarakan Acara "Baby Shower"

Seputar Kehamilan
Ini Prediksi Wajah Anak Kedua Kate Middleton dan Pangeran William

Ini Prediksi Wajah Anak Kedua Kate Middleton dan Pangeran William

Seputar Kehamilan
Rahasia Tubuh Ramping Blake Lively Pasca-melahirkan

Rahasia Tubuh Ramping Blake Lively Pasca-melahirkan

Seputar Kehamilan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com