Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerindra: Kader Demokrat Emosional Jegal Prabowo dan Ical

Kompas.com - 28/02/2013, 11:53 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kader muda Partai Demokrat dinilai emosional serta tanpa wawasan politik dalam menyikapi berbagai polemik internal pasca-lengsernya Anas Urbaningrum sebagai Ketua Umum DPP Partai Demokrat. Akhirnya, mereka malah menyerang partai lain.

"Anak-anak muda di Demokrat resah terhadap pernyataan Anas yang akan membuka halaman demi halaman yang akan semakin menenggelamkan elektabilitas Demokrat," kata anggota Dewan Pembina Gerindra Martin Hutabarat di Jakarta, Kamis (28/2/2013).

Hal itu dikatakan Martin ketika dimintai tanggapan pernyataan pengurus DPP Partai Demokrat, Rachland Nashidik, terkait pengusungan Ketua Umum Dewan Pembina Gerindra Prabowo Subianto sebagai bakal calon presiden 2014 .

Martin menilai, para kader muda Demokrat tidak sadar bahwa meningkatnya elektabilitas Prabowo sebagai capres lantaran rakyat merindukan presiden yang tegas dan berani. Selain itu, menurut Martin, meningkatnya elektabilitas Gerindra hingga melampaui Demokrat sebaiknya dijadikan bahan introspeksi para kader Demokrat.

"Kita berharap agar tingginya elektabilitas Prabowo belakangan ini tidak perlu dianggap sebagai ancaman. Lebih baik dilihat sebagai kemaslahatan bagi bangsa ke depan," kata anggota Komisi III DPR itu.

Meski demikian, Martin yakin pernyataan kader muda Demokrat itu bukan sikap politik Partai Demokrat. Sebab, kata dia, Ketua Majelis Tinggi Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono selalu mengingatkan kepada para kadernya agar selalu bersikap santun.

Sebelumnya diberitakan, sejumlah kader muda Demokrat menyampaikan sikap pasca-lengsernya Anas sebagai Ketum Demokrat. Mereka ialah Ketua Pusat Pengembangan Strategis dan Kebijakan DPP Ulil Abshar Abdalla, Sekretaris Departemen Pemajuan dan Perlindungan HAM Rachlan, Biro Perimbangan Keuangan Daerah dan Pusat M Husni Thamrin, dan Ketua Departemen Pemberantasan Korupsi dan Mafia Hukum Didi Irawadi Syamsuddin.

Sikap Anas yang menyerang internal Demokrat dinilai telah membenamkan rencana kelompok aktivis di Demokrat untuk menghadapi pengusungan calon presiden dan wakil presiden di Pemilu 2014 . Padahal, kata Nashidik, tugas utama Demokrat adalah mencegah Aburizal Bakrie dan Prabowo menjadi presiden 2014.

"Kita tidak boleh membiarkan Indonesia menjadi negara paria. Kami punya kepentingan besar agar partai ini mampu kembali bangkit untuk mendapat suara yang cukup agar kami bisa pastikan ada alternatif lain, putra-putra bangsa lain, yang jauh lebih baik untuk bisa kita majukan sebagai capres 2014. Anas korbankan hal itu hanya semata-mata kepentingannya," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

    Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

    Nasional
    2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

    2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

    Nasional
    Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

    Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

    [POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

    Nasional
    Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

    Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

    Nasional
    Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

    Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

    Nasional
    Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

    Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

    Nasional
    Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

    Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

    Nasional
    AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

    AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

    Nasional
    Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

    Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

    Nasional
    Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

    Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

    Nasional
    AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

    AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

    Nasional
    Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

    Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

    Nasional
    Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

    Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com