Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/02/2013, 12:24 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi Johan Budi memastikan bahwa gelar perkara atau ekspose kasus Hambalang terkait Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum digelar hari ini, Jumat (22/2/2013). Menurut Johan, lima unsur pimpinan KPK lengkap dan siap mengikuti ekspose.

“Dipastikan dilakukan Jumat ini, pimpinan sudah lengkap,” ujarnya, saat dihubungi wartawan.

Meski demikian, menurut Johan, gelar perkara belum dilakukan hingga pagi tadi. Kemungkinan, ekspose Hambalang ini berlangsung siang ini. Melalui gelar perkara, KPK akan menentukan apakah penyelidikan aliran dana Hambalang dapat ditingkatkan ke tahap penyidikan atau tidak. Jika naik ke tahap penyidikan, artinya ada tersangka baru dalam kasus ini.

Lebih jauh, Johan mengatakan, dalam gelar perkara nantinya, tim penyelidik KPK akan memaparkan sejauh mana perkembangan penyelidikan aliran dana Hambalang yang dimulai KPK sejak pertengahan tahun lalu tersebut.

Toyota Harrier

Selama ini, nama Anas kerap disebut setiap kali topik aliran dana Hambalang dibahas, terlebih setelah beredar draf surat perintah penyidikan (sprindik) atas nama Anas berkaitan dengan kasus tersebut. Dalam draf itu, Anas disebut menerima gratifikasi terkait proyek Hambalang. KPK pun menyatakan kalau dokumen draf sprindik yang beredar melalui media itu merupakan dokumen asli. Kini, KPK membentuk Komite Etik guna menelusuri pelanggaran kode etik yang mungkin dilakukan unsur pimpinan KPK terkait bocornya draf tersebut.

Informasi yang diperoleh Kompas menyebutkan, Anas diduga menerima pemberian berupa Toyota Harrier saat dia masih menjadi anggota DPR dari mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin pada 2009. KPK telah mendapatkan bukti berupa cek pembelian mobil mewah tersebut sejak pertengahan 2012. Nazaruddin diketahui membeli Toyota Harrier di sebuah dealer mobil di Pecenongan, Jakarta Pusat, September 2009, seharga Rp 520 juta. Mobil itu kemudian diatasnamakan Anas dengan nomor polisi B 15 AUD.

Namun, menurut kuasa hukum Anas, mobil itu bukanlah gratifikasi, melainkan mobil yang dibeli Anas senilai Rp 670 juta yang dicicil pembayarannya. Pada akhir Agustus 2009, Anas menyerahkan Rp 200 juta kepada Nazaruddin sebagai uang muka pembayaran mobil itu, disaksikan Saan Mustopa, Pasha Ismaya Sukardi, Nazaruddin, dan Maimara Tando.

Kemudian pada Februari 2010, Anas membayar cicilan kedua kepada Nazaruddin senilai Rp 75 juta yang disaksikan oleh M Rahmad. Kemudian setelah Anas terpilih sebagai Ketua Umum DPP Partai Demokrat melalui kongres pada Mei 2010, Harrier itu dikembalikan kepada Nazaruddin dalam bentuk uang.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Eks Wamenkumham Eddy Hiariej Diduga Terima Rp 8 Miliar, Disebut Mafia Hukum oleh KPK

    Eks Wamenkumham Eddy Hiariej Diduga Terima Rp 8 Miliar, Disebut Mafia Hukum oleh KPK

    Nasional
    Desak Capres-Cawapres Mundur dari Jabatan Publik, Iluni FHUI: Hindari Konflik Kepentingan

    Desak Capres-Cawapres Mundur dari Jabatan Publik, Iluni FHUI: Hindari Konflik Kepentingan

    Nasional
    Debat Disebut Ajang Uji Program Capres-Cawapres, Pemilih Diminta Cermat

    Debat Disebut Ajang Uji Program Capres-Cawapres, Pemilih Diminta Cermat

    Nasional
    Sambil Kampanye, Anies Nostalgia Beli Jajanan di Pasar Kepuk Kuningan

    Sambil Kampanye, Anies Nostalgia Beli Jajanan di Pasar Kepuk Kuningan

    Nasional
    Sejumlah Buruh Pelabuhan di Cilincing Deklarasikan Dukungan ke Prabowo-Gibran

    Sejumlah Buruh Pelabuhan di Cilincing Deklarasikan Dukungan ke Prabowo-Gibran

    Nasional
    Ajak Warga Gotong Royong Bersihkan Kawasan Rusun Cilincing, Gibran: Enggak Usah Nunggu Menang Pemilu

    Ajak Warga Gotong Royong Bersihkan Kawasan Rusun Cilincing, Gibran: Enggak Usah Nunggu Menang Pemilu

    Nasional
    Kampanye di Rusun Cilincing, Gibran Bagi-bagi Buku Tulis dan Susu

    Kampanye di Rusun Cilincing, Gibran Bagi-bagi Buku Tulis dan Susu

    Nasional
    Eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Diduga Terima Gratifikasi Lewat Perusahaan Jual Beli Moge

    Eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Diduga Terima Gratifikasi Lewat Perusahaan Jual Beli Moge

    Nasional
    Ungkap Alasan Pilih Ganjar-Mahfud, Jubir Muda TPN: Orang Biasa, Enggak Ada 'Privilege'

    Ungkap Alasan Pilih Ganjar-Mahfud, Jubir Muda TPN: Orang Biasa, Enggak Ada "Privilege"

    Nasional
    Hari Ke-12 Kampanye, Anies Safari ke Kuningan, Cirebon, dan Indramayu

    Hari Ke-12 Kampanye, Anies Safari ke Kuningan, Cirebon, dan Indramayu

    Nasional
    Wacana Penghapusan Saling Sanggah di Debat Capres: Diusulkan TKN Prabowo, Ditolak Kubu Ganjar dan Anies

    Wacana Penghapusan Saling Sanggah di Debat Capres: Diusulkan TKN Prabowo, Ditolak Kubu Ganjar dan Anies

    Nasional
    Soal Kunjungan ke IKN, Cak Imin: Saya Pengin, tetapi...

    Soal Kunjungan ke IKN, Cak Imin: Saya Pengin, tetapi...

    Nasional
    Menuju Kampanye Bermutu

    Menuju Kampanye Bermutu

    Nasional
    Hari Anti-Korupsi Sedunia: Hari-hari Penuh Korupsi

    Hari Anti-Korupsi Sedunia: Hari-hari Penuh Korupsi

    Nasional
    Hari Ini, Gibran Akan Kampanye di Jakarta dan Karawang

    Hari Ini, Gibran Akan Kampanye di Jakarta dan Karawang

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Lengkapi Profil
    Lengkapi Profil

    Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com