Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marsda TNI Hadiyan Komandan Pangkohanudnas

Kompas.com - 18/02/2013, 22:21 WIB
Ratih Prahesti Sudarsono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Jabatan Panglima Komando Pertahanan Udara Nasional (Pangkohanudnas) diserahterimakan dari Marsda TNI FHB Soelistyo kepada Marsda TNI Hadiyan Suminta Atmadja, melalui upacara militer dengan Inspektur Upacara Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono.

Acaranya bertempat di Lapangan Upacara Makohanudnas, Halim Perdanakusuma, Jakarta Senin (18/2/2013).  Dalam siaran pers Pusat Penerangan TNI dijelaskan, serah terima jabatan Pangkohanudnas tersebut berdasarkan Keputusan Panglima TNI Nomor : Kep/48/I/2013, tanggal 28 Januari 2013, tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dalam Jabatan di Lingkungan Tentara Nasional Indonesia.

Marsda TNI Hadiyan Suminta Atmadja adalah alumni Akademi Angkatan Udara (AAU) 1983. Ia. sebelumnya menjabat sebagai Pati Mabes TNI. Sedangkan  Marsda TNI FHB Soelistyo, alumni AAU 1982, yang selanjutnya menjabat sebagai Dirjen Renhan Kemhan RI. 

Panglima TNI mengatakan, pada  strata apapun jabatan adalah penghargaan sekaligus amanah dari bangsa dan negara. Maka, jabatan menuntut pertanggung-jawaban, baik kepada diri sendiri, keluarga, dan organisasi, maupun kepada bangsa, negara, serta Tuhan Yang Maha Esa.

Oleh sebab itu, jabatan harus diemban dengan sebaik-baiknya dan dilaksanakan dengan segala ketulusan, keteguhan dan bahkan pengorbanan dalam menunaikan tugas dihadapkan kepada dinamika perkembangan lingkungan strategi, tuturnya.  

Lebih lanjut, Panglima TNI mengatakan, perkembangan lingkungan strategis ke depan cenderung terus berubah dan berlangsung demikian dinamis, berikut segala isu dan implikasi yang menyertainya.

Power politic masih menjadi isu menonjol dalam perkembangan global, sehingga penggunaan instrumen militer menjadi alat politik kekuatan bagi kepentingan diplomasi guna mengangkat posisi tawar dalam penyelesaian masalah-masalah bilateral atau internasional.  

Sejalan dengan hal tersebut, kata Panglima TNI, dewasa ini dan ke depan, wilayah udara bukan lagi merupakan teritorial kosong yang tanpa makna. 

Akan tetapi, menjadi salah satu wilayah perebutan kekuatan, baik dari aspek geopolitik, ekonomi maupun pertahanan, dengan menonjolkan kemajuan teknologi, yang tengah menggejala dan berkembang dari masa ke masa.

"Oleh sebab itu, mudah dimengerti, apabila segala upaya, konsep dan penyelenggaraan Operasi Pertahanan Udara Nasional menjadi semakin strategis peran dan posisinya, dalam rangka menjaga dan memelihara kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI," ungkapnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Marak 'Amicus Curiae', Pakar: Jadi Pertimbangan Hakim MK untuk Gali Rasa Keadilan dalam Masyarakat

Marak "Amicus Curiae", Pakar: Jadi Pertimbangan Hakim MK untuk Gali Rasa Keadilan dalam Masyarakat

Nasional
Menpan-RB Setujui 40.839 Formasi CASN Kemensos Demi Kuatkan Layanan Sosial Nasional

Menpan-RB Setujui 40.839 Formasi CASN Kemensos Demi Kuatkan Layanan Sosial Nasional

Nasional
Prabowo Disebut Sudah Minta AHY Berikan Nama Kader Demokrat untuk Masuk Kabinet Mendatang

Prabowo Disebut Sudah Minta AHY Berikan Nama Kader Demokrat untuk Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Pangkoarmada I Akan Buat Kajian agar Kapal Patroli yang Dibeli dari Italia Ditempatkan di Wilayahnya

Pangkoarmada I Akan Buat Kajian agar Kapal Patroli yang Dibeli dari Italia Ditempatkan di Wilayahnya

Nasional
Pakar: 'Amicus Curiae' untuk Sengketa Pilpres Fenomena Baru

Pakar: "Amicus Curiae" untuk Sengketa Pilpres Fenomena Baru

Nasional
Densus 88 Polri Kembali Tangkap 1 Teroris Jaringan JI di Sulteng, Totalnya Jadi 8

Densus 88 Polri Kembali Tangkap 1 Teroris Jaringan JI di Sulteng, Totalnya Jadi 8

Nasional
Yusril Tertawa Ceritakan Saksi Ganjar-Mahfud Bawa Beras 5 Kg untuk Buktikan Politisasi Bansos

Yusril Tertawa Ceritakan Saksi Ganjar-Mahfud Bawa Beras 5 Kg untuk Buktikan Politisasi Bansos

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Karangan Bunga Bernada Sindiran Muncul di MK

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Karangan Bunga Bernada Sindiran Muncul di MK

Nasional
Yusril Akui Sebut Putusan 90 Problematik dan Cacat Hukum, tapi Pencalonan Gibran Tetap Sah

Yusril Akui Sebut Putusan 90 Problematik dan Cacat Hukum, tapi Pencalonan Gibran Tetap Sah

Nasional
Bukan Peserta Pilpres, Megawati Dinilai Berhak Kirim 'Amicus Curiae' ke MK

Bukan Peserta Pilpres, Megawati Dinilai Berhak Kirim "Amicus Curiae" ke MK

Nasional
Perwakilan Ulama Madura dan Jatim Kirim 'Amicus Curiae' ke MK

Perwakilan Ulama Madura dan Jatim Kirim "Amicus Curiae" ke MK

Nasional
PPP Tak Lolos ke DPR karena Salah Arah Saat Dukung Ganjar?

PPP Tak Lolos ke DPR karena Salah Arah Saat Dukung Ganjar?

Nasional
Kubu Prabowo Sebut 'Amicus Curiae' Megawati soal Kecurangan TSM Pilpres Sudah Terbantahkan

Kubu Prabowo Sebut "Amicus Curiae" Megawati soal Kecurangan TSM Pilpres Sudah Terbantahkan

Nasional
BMKG Minta Otoritas Penerbangan Waspada Dampak Erupsi Gunung Ruang

BMKG Minta Otoritas Penerbangan Waspada Dampak Erupsi Gunung Ruang

Nasional
Demokrat Tak Resisten jika Prabowo Ajak Parpol di Luar Koalisi Gabung Pemerintahan ke Depan

Demokrat Tak Resisten jika Prabowo Ajak Parpol di Luar Koalisi Gabung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com