Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mubarok: Hary Tanoe Tak Akan Bertahan Lama di Hanura

Kompas.com - 17/02/2013, 11:56 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -- Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Ahmad Mubarok meyakini pungusaha Hary Tanoesoedibjo tidak akan bertahan lama di Partai Hanura. Menurut Mubarok, Hary Tanoe akan terus mencari partai politik yang tepat untuk dirinya sampai menjelang Pemilu 2014 .

"Masih punya ruang untuk pindah lagi, kan masih setahunan. Saya rasa masih akan pindah-pindah ke beberapa partai," kata Mubarok sebelum Rapat Pimpinan Nasional Partai Demokrat di Hotel Sahid, Jakarta, Minggu ( 17/2/2013 ).

Seperti diberitakan, Hary Tanoe akhirnya resmi bergabung dengan Partai Hanura setelah keluar dari Partai Nasdem. Bergabungnya Hary Tanoe ke Hanura akan disampaikan secara resmi sore nanti.

Mubarok menilai, Hary Tanoe telah melakukan manuver politik dengan cantik. Hanya saja, dia menilai Hary Tanoe sebaiknya tak perlu terjun langsung ke partai politik lantaran dapat mengganggu usahanya. Mubarok menyarankan bos MNC Grup itu fokus dalam dunia usaha.

"Kepentingan bisnis dengan politik bisa bersamaan, tapi bisa berbeda. Pembisnis jarang 'ditembak'. Kalau politisi, ada kesalahan sedikit langsung 'ditembak', bisnisnya ikut kena," kata Mubarok.

"Hary Tanoe sebaiknya jangan berpihak ke partai, tapi ke kepentingan nasional. Lihat nanti partai mana yang paling relevan. Tidak usah jadi anggota atau pengurus partai. Sebaiknya dekat dengan penguasa saja, bukan dengan partainya," pungkas Mubarok.

Sebelumnya, Hary Tanoe sempat bergabung ke Partai Nasdem. Ia menjadi Ketua Dewan Pakar pada partai yang didirikan Surya Paloh itu. Namun, karena berseberangan dengan Surya Paloh, Hary pun memutuskan keluar dari partai itu bersama dengan tiga pengurus inti lainnya.

Hary kemudian membentuk perkumpulan yang disebut Persatuan Indonesia (Perindo). Perindo berisikan anggota Partai Nasem yang memutuskan keluar karena tidak sejalan dengan rencana Surya Paloh yang diangkat menjadi Ketua Umum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

Nasional
Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Nasional
Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Nasional
Menerka Nasib 'Amicus Curiae' di Tangan Hakim MK

Menerka Nasib "Amicus Curiae" di Tangan Hakim MK

Nasional
Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Nasional
Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Nasional
Sejauh Mana 'Amicus Curiae' Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Sejauh Mana "Amicus Curiae" Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Nasional
Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Nasional
TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

Nasional
Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Nasional
Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Nasional
Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 'Amicus Curiae'

Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 "Amicus Curiae"

Nasional
Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangi Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangi Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Nasional
Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com