JAKARTA, KOMPAS.com — Hubungan antara bos MNC Grup Hary Tanoesoedibjo dan Partai Hanura kian dekat setelah Hary melakukan komunikasi dengan Ketua Umum Partai Hanura Wiranto. Partai Hanura bahkan siap menggelar karpet merah jika Hary memutuskan bergabung dengan partai ini.
"Sejak awal Hanura sudah membentangkan karpet merah buat beliau, komunikasi politik terus kami tingkatkan dan termasuk juga dengan para tokoh lainnya," ujar Sekretaris Fraksi Partai Hanura Saleh Husin, saat dihubungi wartawan, Jumat (15/2/2013).
Saleh menyadari kehadiran Hary memiliki magnet tersendiri bagi partainya. Hary juga memiliki visi yang sama, yakni melakukan perubahan terhadap bangsa. Bergabungnya Hary ke Hanura, diakui Saleh, akan menambah kekuatan partai ini.
"Kalau beliau bersedia maka kekuatan Hanura akan lebih kencang melaju karena memang beliau adalah seorang pekerja keras dan tipe all out," imbuhnya.
Saat ditanyakan sudah sejauh mana kedekatan Hanura dengan Hary Tanoe, Saleh tidak mau banyak berkomentar. "Nanti kita (sampaikan) dalam satu dua hari ini," imbuhnya.
Senada dengan Saleh, anggota Perindo Ahmad Rofiq yang juga mantan Sekretaris Jenderal Partai Nasdem meminta publik bersabar menunggu hingga dua hari mendatang. "Saat ini, Pak Hary butuh waktu untuk merenung dan kontemplasi dulu. Kira-kira satu dua hari ini kami akan kabarkan. Minggu mungkin akan kami umumkan," ucapnya.
Dalam perbincangan dengan Wiranto, lanjut Rofiq, Hary Tanoe membahas soal visi dan misi politiknya jika bergabung dengan Hanura. Ia menuturkan, Hary tidak mau salah langkah lagi untuk kedua kalinya.
"Dia keluar dari Nasdem karena cita-cita politiknya tak tersalurkan. Jadi, memutuskan partai yang akan ditujunya harus benar-benar sesuai dengan semangat perjuangan beliau," katanya.
Hary Tanoe sebelumnya sempat bergabung dengan Partai Nasdem. Ia menjadi Ketua Dewan Pakar pada partai besutan Surya Paloh itu. Namun, karena berseberangan dengan Surya Paloh, Hary memutuskan keluar dari partai itu bersama dengan tiga pengurus inti lainnya.
Hary kemudian membentuk perkumpulan yang disebut Persatuan Indonesia (Perindo), berisikan anggota Partai Nasdem yang memutuskan keluar karena tidak sejalan dengan rencana Surya Paloh menjadi ketua umum partai.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.