Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Max: Anas Tak Lagi Punya Otoritas Urusan Internal

Kompas.com - 15/02/2013, 15:35 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Max Sopacua membeberkan alasan mengapa undangan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Demokrat tak mencantumkan tanda tangan Anas Urbaningrum. Dia mengatakan, Ketua Umum Partai Demokrat sudah tak punya otoritas untuk urusan internal partai.

"Urusan internal sudah dipegang oleh Majelis Tinggi, jadi tidak masalah. Tapi otoritas keluar yang tanda tangan tetap ketum," ujar Max, Jumat (15/2/2013). Dia menyebutkan, urusan dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan soal calon legislatif adalah urusan eksternal, sedangkan Rapimnas adalah masalah internal.

Partai Demokrat akan menggelar Rapimnas pada 17 Februari 2013, bertempat di Hotel Sahid Jaya, Jakarta. Undangan kegiatan tersebut sudah beredar. Agenda Rapimnas disebut sebagai tindak lanjut kebijakan Majelis Tinggi. Kegiatan akan dihadiri Dewan Pimpinan Pusat, Dewan Pimpinan Daerah, Dewan Pimpinan Cabang, Dewan Pembina, Dewan Pengawas, dan Komisi Etik Partai Demokrat.

Di dalam surat undangan yang dibagikan, hanya terdapat tanda tangan Jero Wacik sebagai Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat dan Edhie Baskoro Yudhoyono selaku Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat. Biasanya, undangan kegiatan partai setingkat Rapimnas mencantumkan tanda tangan Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal.

Seperti diberitakan, Susilo Bambang Yudhoyono turun tangan langsung mengurusi Partai Demokrat setelah elektabilitas partai ini terus merosot. Sebagai Ketua Majelis Tinggi partai, SBY mengambil alih tugas dan kewenangan terkait pembenahan dan konsolidasi Partai Demokrat. Sedangkan Anas, meski tetap dinyatakan sebagai Ketua Umum sekaligus Wakil Ketua Majelis Tinggi, dia diminta fokus mengurusi dugaan kasusnya di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Tindakan SBY merupakan respons dari hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), yang menyebutkan bahwa elektabilitas Partai Demokrat hanya 8,3 persen. Dari kalangan internal, persoalan hukum yang menjerat kader dan seringnya nama Anas dikaitkan dengan dugaan kasus di KPK disebut sebagai pemicu anjloknya elektabilitas itu.

Kader Partai Demokrat yang kini sudah terjerat perkara hukum, antara lain M Nazaruddin, Hartati Murdaya Po, Angelina Sondakh, dan Andi Alfian Mallarangeng. Sementara nama Anas kerap dikaitkan dalam kasus Hambalang.

Berita terkait dapat dibaca dalam topik: Krisis Demokrat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Nasional
Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Nasional
Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Nasional
Mardiono Jajaki Pertemuan dengan Prabowo Setelah Putusan MK

Mardiono Jajaki Pertemuan dengan Prabowo Setelah Putusan MK

Nasional
Mardiono Sebut Ada Ajakan Informal dari PAN dan Golkar Gabung ke Koalisi Prabowo-Gibran

Mardiono Sebut Ada Ajakan Informal dari PAN dan Golkar Gabung ke Koalisi Prabowo-Gibran

Nasional
Jokowi Bertemu Bos Apple di Istana Besok Pagi, Akan Bahas Investasi

Jokowi Bertemu Bos Apple di Istana Besok Pagi, Akan Bahas Investasi

Nasional
Otto Hasibuan Sebut Kubu Anies dan Ganjar Tak Mau Tahu dengan Hukum Acara MK

Otto Hasibuan Sebut Kubu Anies dan Ganjar Tak Mau Tahu dengan Hukum Acara MK

Nasional
Sekjen PDI-P Ungkap Bupati Banyuwangi Diintimidasi, Diperiksa Polisi 6 Jam

Sekjen PDI-P Ungkap Bupati Banyuwangi Diintimidasi, Diperiksa Polisi 6 Jam

Nasional
Menteri ESDM Jelaskan Dampak Konflik Iran-Israel ke Harga BBM, Bisa Naik Luar Biasa

Menteri ESDM Jelaskan Dampak Konflik Iran-Israel ke Harga BBM, Bisa Naik Luar Biasa

Nasional
Jawab PAN, Mardiono Bilang PPP Sudah Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Jawab PAN, Mardiono Bilang PPP Sudah Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Nasional
Kubu Anies-Muhaimin: Ada Fakta Tak Terbantahkan Terjadi Nepotisme Gunakan Lembaga Kepresidenan

Kubu Anies-Muhaimin: Ada Fakta Tak Terbantahkan Terjadi Nepotisme Gunakan Lembaga Kepresidenan

Nasional
Tim Hukum Anies-Muhaimin Sampaikan 7 Fakta Kecurangan Pilpres di Dalam Dokumen Kesimpulan

Tim Hukum Anies-Muhaimin Sampaikan 7 Fakta Kecurangan Pilpres di Dalam Dokumen Kesimpulan

Nasional
Pasca-serangan Iran ke Israel, Kemenlu Terus Pantau WNI di Timur Tengah

Pasca-serangan Iran ke Israel, Kemenlu Terus Pantau WNI di Timur Tengah

Nasional
Temui Megawati, Ganjar Mengaku Sempat Ditanya karena Tak Hadiri 'Open House' di Teuku Umar

Temui Megawati, Ganjar Mengaku Sempat Ditanya karena Tak Hadiri "Open House" di Teuku Umar

Nasional
Kubu Prabowo-Gibran Kritik Megawati Ajukan 'Amicus Curiae' ke MK

Kubu Prabowo-Gibran Kritik Megawati Ajukan "Amicus Curiae" ke MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com