Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meteor Meledak di Rusia, Suhu Udara Anjlok

Kompas.com - 15/02/2013, 15:06 WIB

MOSKWA, KOMPAS.com — Ledakan meteor yang terjadi di kawasan Pegunungan Ural, Rusia, Jumat (15/2/2013), menyebabkan kepanikan di kalangan penduduk saat pecahan meteor menghancurkan kaca-kaca dan melukai warga.

Tayangan televisi menampilkan lalu lintas pagi di kota Chelyabinks di Pegunungan Ural macet total saat sebuah cahaya yang sangat terang terlihat di langit yang sedang cerah, yang mengakibatkan sebagian warga berlindung di dalam bangunan.

Sumber-sumber dari tim kesehatan setempat menyebut 100 orang mendatangi berbagai rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.

Sementara itu, Kementerian Masalah Darurat Rusia mengumumkan komunikasi menggunakan telepon genggam untuk sementara tak bisa dilakukan.

"Sebuah meteorit meledak di atas Ural (kawasan pegunungan di Rusia Tengah) sebagian terbakar di atmosfer," kata pejabat setempat.

"Sebagian dari pecahan meteorit itu jatuh ke Bumi, jatuh di berbagai tempat di kawasan Chelyabinks," tambah pejabat itu.

Beberapa laporan bahkan menyebut sebagian meteorit itu jatuh 80 kilometer dari kota Satki, yang terletak 180 kilometer sebelah barat dari pusat wilayah Ural.

Sekolah-sekolah ditutup di seluruh wilayah itu setelah ledakan meteor itu membuat suhu di Rusia tengah anjlok hingga -18 derajat Celsius.

Kawasan Chelyabinks adalah kawasan industri di jantung Rusia. Daerah ini dipenuhi pabrik-pabrik yang memuntahkan asap ke udara dan sejumlah fasilitas raksasa lainnya, termasuk sebuah PLTN dan pusat penyimpanan sampah nuklir Mayak.

Juru Bicara Perusahaan Energi Nuklir Rusia (Rosatom) mengatakan, ledakan meteor itu tidak mengganggu operasional kedua instalasi penting itu.

"Semua perusahaan Rosatom yang berpusat di Ural, termasuk kompleks Mayak, tetap bekerja seperti biasa," ujar juru bicara yang tak mau disebut namamya seperti dikutip kantor berita Interfax.

Selain membuat kepanikan dan puluhan warga terluka, ledakan meteor tersebut sejauh ini kemungkinan besar tidak membahayakan. Pemerintah mengatakan, tingkat radiasi di kawasan itu juga tidak berubah.

Meski demikian, pemerintah mengirim 20.000 anggota tim penyelamat untuk membantu korban luka dan mencari warga yang masih membutuhkan bantuan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com