Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/02/2013, 16:38 WIB
Aditya Revianur

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum mengatakan dirinya belum melihat dokumen yang diduga draf surat perintah penyidikan (Sprindik) KPK atas namanya, yang bocor ke tangan media. Anas pun meminta media menunjukkan draf sprindik yang bocor itu kepadanya.

"Saya belum lihat, kirimin saya ya (bocoran sprindiknya),"kata Anas di hadapan para wartawan di kantornya, Jakarta, Kamis (14/2/2013). Meski mengaku belum melihat dokumen itu, dia mengatakan penjelasan pimpinan KPK soal dugaan kebocoran dokumen tersebut sudah cukup.

Pimpinan KPK, kata Anas, telah mejelaskan masalah tersebut dengan rinci sehingga menurut dia sudah tak perlu dipermasalahkan lagi. "Kan sudah dijelaskan KPK. Ketua Majelis Tinggi juga sudah komentar, cukup kan," ujar dia.

Anas juga mengatakan tak merasa perlu menuntut KPK atas beredarnya dokumen tersebut. Menurut dia, beredarnya dokumen tersebut juga tak mencemarkan nama baiknya. "Tidak betul (Anas tersinggung). Sekali lagi biarlah yang internal berjalan. Lihat saja, nanti akan baik-baik saja," tegas dia.

Dokumen mirip draf sprindik untuk Anas ini beredar di kalangan media. Bersamaan dengan beredarnya dokumen itu, muncul pula kabar Anas telah ditetapkan sebagai tersangka di KPK, tapi langsung dibantah KPK.

Terpisah, Wakil Ketua KPK Adnan Pandu Praja mengaku pernah memparaf draf sprindik untuk Anas. Namun, Adnan mencabut kembali parafnya karena mengetahui belum ada gelar perkara besar yang melibatkan pimpinan KPK terkait kasus Hambalang.

Adnan juga mengungkapkan kalau draf dokumen yang sempat diparafnya itu merupakan dokumen asli. "Tapi saya tidak tahu kalau yang beredar (asli atau bukan)," kata dia, Rabu (13/2/2013).

Berita terkait dapat dibaca dalam topik: Skandal Proyek Hambalang

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Jelaskan Pertemuan dengan SBY, Jokowi: Berbincang Mengenai Pemilu 2024

    Jelaskan Pertemuan dengan SBY, Jokowi: Berbincang Mengenai Pemilu 2024

    Nasional
    Pasca-penembakan 5 Anggota KKB, Pangkogabwilhan III Sebut Situasi Pegunungan Bintang Papua Aman dan Kondusif

    Pasca-penembakan 5 Anggota KKB, Pangkogabwilhan III Sebut Situasi Pegunungan Bintang Papua Aman dan Kondusif

    Nasional
    Mentan Syahrul Yasin Limpo 'Menghilang', Jokowi: Ya Ditunggu, Belum Sampai ke Indonesia

    Mentan Syahrul Yasin Limpo "Menghilang", Jokowi: Ya Ditunggu, Belum Sampai ke Indonesia

    Nasional
    PDI-P Luncurkan Megawati Fellowship, Simak Besaran Beasiswa dan Syaratnya

    PDI-P Luncurkan Megawati Fellowship, Simak Besaran Beasiswa dan Syaratnya

    Nasional
    Survei Litbang 'Kompas': Prabowo Puncaki Elektabilitas di Pemilih Milenial dan 'Gen Y' Madya

    Survei Litbang "Kompas": Prabowo Puncaki Elektabilitas di Pemilih Milenial dan "Gen Y" Madya

    Nasional
    Polri Buka Peluang Ada Tersangka Lain yang Diduga Sembunyikan Dito Mahendra

    Polri Buka Peluang Ada Tersangka Lain yang Diduga Sembunyikan Dito Mahendra

    Nasional
    Safari Politik ke Banyumas, Anies Bicara Akan Buat Marketplace untuk Para Ahli

    Safari Politik ke Banyumas, Anies Bicara Akan Buat Marketplace untuk Para Ahli

    Nasional
    Survei Litbang 'Kompas': Elektabilitas Ganjar Unggul Lawan Prabowo di Kalangan 'Gen Z'

    Survei Litbang "Kompas": Elektabilitas Ganjar Unggul Lawan Prabowo di Kalangan "Gen Z"

    Nasional
    Konflik Yaqut Vs PKB, Berawal dari Imbauan Pilih Pemimpin Berujung Ancaman Disiplin

    Konflik Yaqut Vs PKB, Berawal dari Imbauan Pilih Pemimpin Berujung Ancaman Disiplin

    Nasional
    Beberkan Manfaat 'E-voting', Bamsoet: Tak Perlu Paku hingga Tinta Suara

    Beberkan Manfaat "E-voting", Bamsoet: Tak Perlu Paku hingga Tinta Suara

    Nasional
    Bamsoet: Belum Ada Keseriusan Manfaatkan 'E-voting' karena Tak Bisa Dicurangi

    Bamsoet: Belum Ada Keseriusan Manfaatkan "E-voting" karena Tak Bisa Dicurangi

    Nasional
    Sinyal Penolakan PDI-P dan PPP soal Isu 'Reshuffle' Terkait Bergabungnya Demokrat

    Sinyal Penolakan PDI-P dan PPP soal Isu "Reshuffle" Terkait Bergabungnya Demokrat

    Nasional
    FSGI Merilis Terjadi 23 Kasus Perundungan di Sekolah Sepanjang 2023, 2 Korban Meninggal

    FSGI Merilis Terjadi 23 Kasus Perundungan di Sekolah Sepanjang 2023, 2 Korban Meninggal

    Nasional
    Harta Kekayaan Syahrul Yasin Limpo, Mentan yang 'Menghilang' Usai Rumahnya Digeledah KPK

    Harta Kekayaan Syahrul Yasin Limpo, Mentan yang "Menghilang" Usai Rumahnya Digeledah KPK

    Nasional
    Profil Syahrul Yasin Limpo, Mentan yang Dikabarkan 'Menghilang' di Eropa Usai Rumah Digeledah KPK

    Profil Syahrul Yasin Limpo, Mentan yang Dikabarkan "Menghilang" di Eropa Usai Rumah Digeledah KPK

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Verifikasi akun KG Media ID
    Verifikasi akun KG Media ID

    Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

    Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

    Lengkapi Profil
    Lengkapi Profil

    Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com