Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY Menonaktifkan Anas, Pasti Ada Sesuatu

Kompas.com - 13/02/2013, 17:15 WIB
Kontributor Timor Barat, Sigiranus Marutho Bere

Penulis

ATAMBUA, KOMPAS.com — Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat Belu, Nusa Tenggara Timur, Wllybrodus Lay, mengaku tak mengetahui penyebab utama kisruh para elite Demokrat di pusat.

"Kami tidak bisa berkomentar terlalu jauh tentang kisruh di pusat karena kami tidak tahu duduk persoalan sebenarnya dan kenapa orang sebijak Pak SBY bisa menonaktifkan Pak Anas Urbaningrum, ini kan pasti ada sesuatu. Sesuatunya apa, sampai saat ini kami belum diberi tahu secara resmi," kata Willybrodus, Rabu (13/2/2013).

Menurut Willybrodus, pada tanggal 17 Februari 2013 ini, ada rapat pimpinan di Jakarta. Setelah itu, pihaknya baru bisa memberi komentar.

"Demokrat saat ini sudah terpuruk sehingga kita sebagai kader harus menjaga daerah masing-masing agar Demokrat jangan terpuruk terlalu jauh," katanya.

Dia mengimbau kader Demokrat harus kompak dan solid agar masih tetap sebagai pemenang pada Pemilihan Umum 2014. "Itu adalah harapan kami," ujar Willybrodus.

Diberitakan sebelumnya, dalam pertemuan Majelis Tinggi dengan ketua-ketua DPD Partai Demokrat di kediaman SBY, Minggu (3/2/2013) lalu, diputuskan pengambilalihan wewenang Ketua Umum dari tangan Anas Urbaningrum. Seluruh mekanisme di partai harus melalui Majelis Tinggi.

Selanjutnya, SBY bertugas, berwenang, dan bertanggung jawab memimpin penyelamatan dan konsolidasi Partai Demokrat. Segala keputusan dan tindakan Demokrat ditentukan dan dijalankan Majelis Tinggi  yang juga mengambil keputusan serta arahan penting dan strategis. 

Di pihak lain, Anas Urbaningrum menilai, tak tepat kata "nonaktif" digunakan untuk menggambarkan kondisinya saat ini. "Bukan dinonaktifkan sebagai ketua umum, tidak ada penonaktifan," ujar Anas di kediamannya, di Jalan Teluk Langsa, Duren Sawit, Sabtu (9/2/2013) pagi.

Selengkapnya, ikuti di topik pilihan:
Kemelut Demokrat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com